PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL, STATUS PERKAWINAN DAN KONFLIK INTERPERSONAL TERHADAP STRESS KERJA MELALUI KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT PLN INDONESIA POWER UNIT BISNIS PELAYANAN (UBP) TELLO MAKASSAR=THE INFLUENCE OF WORKLOAD, MARITAL STATUS AND INTERPERSONAL CONFLICT ON WORK STRESS THROUGH WORK FATIGUE AMONG WORKERS AT PT PLN INDONESIA POWER SERVICE BUSINESS UNIT (UBP) TELLO MAKASSAR

UMAYYAH MARSYA, Pengaruh Beban Kerja Mental, Status Perkawinan Dan Konflik Interpersonal Terhadap Stress Kerja Melalui Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Pt Pln Indonesia Power Unit Bisnis Pelayanan (UBP) Tello Makassar (Dibimbing oleh : Masyitha Muis dan M. Furqaan Naiem). Latar Belakang. Beban kerja Mental, status perkawinan, dan konflik interpersonal merupakan faktor penting yang dapat memicu kelelahan kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada tingkat stres kerja. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja mental, status perkawinan, dan konflik interpersonal terhadap stres kerja melalui kelelahan kerja pada pekerja di PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pelayanan (UBP) Tello Makassar. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 155 responden dipilih menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang melibatkan berbagai variabel seperti beban kerja mental, fisik, status perkawinan, konflik interpersonal, kelelahan kerja, dan stres kerja, serta menggunakan alat cocorometer untuk pengukuran stress kerja objektif. Hasil. Hasil menunjukkan bahwa Beban kerja mental secara signifikan mempengaruhi kelelahan kerja (p-value = 0.000) dan stres kerja (p-value = 0.000), dengan kelelahan kerja sebagai mediator signifikan (p-value = 0.0006). Status perkawinan juga berpengaruh signifikan terhadap kelelahan (p-value = 0.002) dan stres kerja (p-value = 0.000). Konflik interpersonal tidak signifikan terhadap stres kerja subjektif (p-value = 0.899), tetapi signifikan dalam pengukuran stres objektif (p-value = 0.000). Kesimpulan. Beban kerja mental, status perkawinan, dan konflik interpersonal secara signifikan mempengaruhi stres kerja baik secara langsung maupun melalui kelelahan kerja sebagai variabel intervening.