Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota MakassarHubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar

Kinerja merupakan perbandingan antara standar kerja yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai oleh karyawan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kepemimpinan seorang pemimpin untuk dapat berkomunikasi dan mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian kinerja di Puskesmas Tamalanrea Jaya masih tergolong rendah dilihat dari masih terdapat upaya/program kesehatan yang jauh dari target (<100%) serta kehadiran tenaga kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Jaya tidak terpenuhi atau <100%. Hal ini, tentunya tidak terlepas dari keberhasilan seorang pemimpin untuk mampu memotivasi bawahannya. Namun, pemimpin Puskesmas Tamalanrea Jaya memiliki kesibukan seperti kegiatan atau organisasi lain di luar puskesmas sehingga mengakibatkan pemimpin jarang berada di kantor serta pengetahuan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh pemimpin juga tergolong masih kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan (hubungan pemimpin-bawahan, struktur tugas, dan kekuatan posisi pemimpin) dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kesehatan sebanyak 37 orang. Tenik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara variabel hubungan pimpinan-bawahan (p=0,001), struktur tugas (p=0,012), kekuatan posisi pemimpin (p=0,005) dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Jaya.
Disarankan bagi kepala puskesmas untuk meningkatkan ketegasan dalam bertindak, memperjelas deskripsi tugas kepada tenaga kesehatan, meningkatkan pemberian reward dan promosi serta meningkatkan pengawasan dan evaluasi terkait dengan kedisiplinan dan ketepatan waktu masuk jam kerja pegawai misalnya dengan memberlakukan sistem absensi elektronik untuk menghindari kecurangan pada saat absensi.