Kepuasan Kerja Guru SMA di Kota Makassar ditinjau dari Status Sekolah

Guru merupakan pendidik professional dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didiknya, sehingga dijuluki sebagai ‘penggerak infrastruktur manusia’. Di Indonesia sendiri, masih terjadi kurangnya kualitas atau kompetensi guru dikarenakan beberapa hal, khususnya guru SMA jika ditinjau dari hasil Uji Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dianggap belum memuaskan, sehingga salah satu yang meningkatkan kompetensi guru tersebut adalah kepuasan kerja. Namun, mengingat masih ada hasil yang inkonsisten di beberapa penelitian yang ada, bahkan di Indonesia sendiri masih kurangnya meneliti topik ini, maka perlu untuk mengetahui nilai kepuasan kerja pada guru SMA. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kepuasan kerja pada guru SMA di Kota Makassar. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 219 yang merupakan guru SMA sebagai pengajar baik yang mengajar di SMA negeri maupun SMA swasta yang ada di Kota Makassar dengan menggunakan teknik accidental sampling. Jenis skalanya menggunakan semantic differential, teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis data, dan untuk uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai kepuasan kerja pada guru SMA negeri dengan guru SMA swasta dan berdasarkan nilai keseluruhan kepuasan kerja lewat nilai mean, guru SMA negeri jauh lebih baik dibanding guru SMA swasta. Salah satu alasan utama guru di sekolah negeri lebih puas disebabkan oleh karakteristik lingkungan kerja yang inklusif atau adanya keyakinan akan keragaman dan memberikan pendidikan untuk seluruh siswa tanpa terkecuali. Berdasarkan aspek yang dikemukan oleh Spector lewat nilai signifikansi, diketahui bahwa aspek Gaji, Tunjangan, Imbalan, dan Prosedur Pekerjaan, memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.050 yang berarti keempat aspek ini memengaruhi nilai kepuasan kerja secara keseluruhan. Dikarenakan masih kurangnya topik mengenai variabel ini, penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih mendalam lewat metode mixed atau kualitatif, serta perlu untuk meneliti profil demografis seperti ukuran kelas dan profesi sebelum menjadi guru.