PENGARUH PERENDAMAN NATRIUM SULFAT TERHADAP PERILAKU MEKANIK PAVING BLOCK = THE EFFECT OF NATRIUM SULFATE SUBMERSION AGAINST MECHANICAL BEHAVIOR OF PAVING BLOCK

Sekitar 80-90 % Fly Ash (abu terbang) dan 10-20% Bottom Ash (abu dasar) dihasilkan baik dari industri – industri berbasis batu bara maupun dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup 2006, limbah Fly Ash batu bara yang dihasilkan PLTU batu bara mencapai 52,2 ton/hari, sedangkan limbah Bottom Ash mencapai 5,8 ton/hari. Volume limbah padat terutama Fly Ash diprediksi akan terus meningkat sehingga pengelolaan limbah yang tidak terencana dengan baik berpotensi membahayakan masyarakat. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Banyaknya limbah abu batu bara yang dihasilkan tidak seiring dengan cara penanganannya. Sebagian besar masih terbatas melalui penimbunan lahan (landfill). Berat volume pada paving block curring Asam Sulfat dan Udara yang dimulai dari siklus perendaman 1 hari sampai dengan siklus perendaman 16 hari dan siklus udara 1 hari sampai dengan siklus udara 16 hari mengalami peningkatan dari tiap-tiap variasi. Dimana presentasi peningkatan terbesar pada variasi rendaman asam sulfat terdapat pada variasi 100% Bottom Ash I yaitu sebesar 3,26 %, sedangkan presentasi peningkatan terbesar pada variasi curring udara terdapat pada variasi 100% Bottom Ash II yaitu sebesar 1,24 %. Nilai kuat tekan pada paving block siklus 16 hari mengalami peningkatan dari tiap-tiap variasi Dimana presentasi peningkatan nilai kuat tekan maksimum terdapat pada variasi Control yaitu sebesar 35,69 %. Ultrasonic Pulse Velocity Test pada setiap variasi campuran paving block berbanding lurus dengan nilai kuat tekan paving block

Keywords : Bottom Ash, Fly Ash, Berat Volume, Paving Block, Kuat Tekan, Ultrasonic Pulse Velocity