PERILAKU PEKERJA DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PT. HADJI KALLA

ABSTRAK
Latar Belakang: Didalam lingkungan kerja seperti di industri yang tiap tahunnya selalu berkembang dan menjadi sektor yang sangat potensial dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan lapangan usaha, namun disisi lain juga juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan tenaga kerja bila tidak ditangani dengan sebaik – baiknya. Dampak negatif antara lain berupa pencemaran udara baik yang terjadi didalam maupun diluar ruangan yang dapat membahayakan kesehatan tenaga kerja dan terjadinya penularan penyakit. Sehubungan dengan hal tersebut salah satu upaya menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif adalah dengan pengendalian terhadap faktor – faktor yang berbahaya bagi lingkungan kerja seperti kebisingan, pencahayaan, tekanan panas dan debu yang tidak sesuai dengan standar atau nilai ambang batas (NAB). Untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD). Penelitian ini bertujuan Mendapatkan gambaran tentang perilaku pekerja dalam penggunaan APD di perusahaan PT. Hadji Kalla, yang secara khusus bertujuan untuk mengetahui APD yang tersedia di perusahaan PT. Hadji Kalla, pengetahuan karyawan tentang manfaat APD, dll.
Metode: penelitian observasional deskriptif untuk mengetahui gambaran perilaku pekerja dalam penggunaan APD di perusahaan PT. Hadji Kalla dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang.
Hasil: Dari hasil pengamatan saat dilakukan penelitian, dari APD yang digunakan oleh responden sudah banyak yang telah sesuai dengan SOP perusahaan. Diantaranya masker, kaca mata lensa bening, ear plug, safety belt,sepatu safety, kaos tangan cotton, kaos tangan las, kaos tangan karet, dan kaos tangan asbes. Dapat dilihat pada tabel 5 bahwa APD – APD tersebut dalam penggunaannya masing-masing oleh responden sudah sesuai SOP dengan persentase sebesar 100% untuk masing – masing APD. Sedangkan untuk helmet, pengguanaannya tidak ada yang sesuai dengan SOP. Dapat dilihat pada tabel bahwa 100% dari total pengguaan helmet oleh responden tidak sesuai dengan SOP. Selain itu, dari hasil pengamatan pada saat dilakukan penelitian juga didapatkan ada sekitar 53,33% penggunaan alat pelindung muka yang tidak sesuai dengan SOP.
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa 2 orang atau sekitar 14.28% dari 14 total responden yang menggunakan APD lengkap memiliki latar pendidikan SMA, 5 orang atau sekitar 35.71% memiliki latar pendidikan D3, dan 7 orang atau sekitar 50% memiliki latar pendidikan S1. Dari tabel 8 dapat dilihat dari total 14 responden yang menggunakan APD lengkap saat bekerja, 5 responden atau sekitar 35.71% yang lama kerjanya antara 1 – 5 tahun, 3 orang atau sekitar 21.42% yang lama kerjanya antara 5 – 10 tahun, 4 responden atau sekitar 28.5% yang lama kerjanya 15 – 20 tahun, dan 2 responden atau sekitar 14.28% yang memiliki masa keja > 20tahun.
Dari hasil wawancara, alasan penggunaan APD yang tidak lengkap tersebut bermacam – macam. Beberapa responden mengaku lupa membawa APD tersebut, sebagian responden mengaku APDnya dipinjam oleh karyawan lain, sebagian lagi merasa bahwa tidak perlu menggunakan karena merasa dapat menghindari ataupun tidak takut dengan bahaya kerja yang dihadapi, dan sebagian besar responden mengaku tidak selalu ditegur apabila tidak memakai APD yang lengkap. Ada juga APD yang tidak digunakan karena tidak disediakan oleh perusahaan seperti baju pelindung.