PERILAKU SAMBUNGAN MODEL TAKIKAN LURUS RANGKAP PADA HUBUNGAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK AKIBAT BEBAN LATERAL SIKLIK


Simbolon, Ruminsar (2021) PERILAKU SAMBUNGAN MODEL TAKIKAN LURUS RANGKAP PADA HUBUNGAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK AKIBAT BEBAN LATERAL SIKLIK. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
P0800316003_disertasi COVER1.png

Download (160kB) | Preview
[thumbnail of Bab I & II] Text (Bab I & II)
P0800316003_disertasi 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
P0800316003_disertasi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
P0800316003_disertasi DP.pdf

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada hubungan balok kolom pracetak dengan sambungan model takikan lurus rangkap, bertujuan untuk menganalisis pola retak, karakteristik hysteresis loop, pengaruh sambungan pracetak terhadap nilai kekakuan, daktilitas dan kekuatan. Benda uji terdiri dari 3 model, dengan dimensi penampang balok 250 mm x 300 mm dan kolom 300 mm x 300 mm. Dari ketiga model tersebut, 2 benda uji merupakan sambungan balok kolom pracetak dan 1 benda uji sambungan balok kolom monolit. Sambungan pada balok ditempatkan sejarak hb (tinggi balok) dari muka kolom. Dimensi takikan ditentukan berdasarkan gaya geser yang bekerja pada balok, sedangkan jumlah tulangan ditentukan berdasarkan analisa bangunan 5 (lima) lantai, dengan asumsi sebagai struktur monolit. Sambungan dibedakan pada daerah penyambungnya dengan 2 model yang berbeda yaitu sambungan takik simetris (STR-1) dan sambungan takik unsimetris (STR-2). Beban yang diberikan adalah beban lateral siklik yang mewakili beban gempa, pengujian dengan metode displacement control yang ditingkatkan secara bertahap mengacu pada standar pengujian SNI 7834:2012. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa rangkaian balok-kolom beton pracetak memperlihatkan perilaku yang tidak jauh berbeda dengan rangkaian yang monolit. Pola retak yang terjadi pada balok adalah retak lentur, berada pada daerah potensi sendi plastis. Sedangkan pola retak pada kolom adalah retak lentur-geser. karakteristik sambungan balok beton pracetak yang dikaji tidak mempengaruhi lokasi pembentukan sendi plastis, namun hanya mempersempit daerah sendi plastis yang terjadi pada balok. Karakteristik hysteresis loop pada sambungan pracetak menunjukkan kurva yang hampir sama dengan sambungan monolit yaitu semakin meningkat seiring dengan penambahan beban dan displacement. Berdasarkan hasil pengujian, ketiga sambungan pracetak mempunyai kinerja yang memuaskan akibat beban siklik, karena memenuhi semua kriteria minimum yang dipersyaratkan pada SNI 7834;2012 tentang kriteria penerimaan benda uji, sehingga dapat digunakan pada sistem struktur penahan gempa beton bertulang pracetak dengan Kategori Disain Seismik (KDS) D, E, atau F. Selain itu, kurva histeresis P-d yang diperoleh memperlihatkan bentuk yang tetap stabil, tidak memperlihatkan fenomena slip dan pinching. Sambungan monolit (STR-0) menunjukkan perilaku yang lebih baik pada pembebanan arah dorong (+) karena memiliki nilai daktilitas dan kekuatan yang lebih tinggi dari benda uji yang lain. Sedangkan pada pembebanan arah tarik (-) model sambungan takik simetris (STR-1) menunjukkan perilaku yang lebih baik. Tetapi secara umum, benda uji sambungan takik unsimetris (STR-2) menunjukkan tingkat kekuatan yang hampir sama sampai akhir pengujian antara pembebanan arah dorong (+) dan pembebanan arah tarik (-).

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: beton pracetak, beban siklik, daktilitas, Hubungan balok kolom, sambungan takikan rangkap
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 18 Aug 2021 02:46
Last Modified: 18 Aug 2021 02:46
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/5493

Actions (login required)

View Item
View Item