MERIT SYSTEM DALAM PROMOSI JABATAN BERBASIS GENDER DI PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR = Merit System in Gender-Based Job Promotion in Samarinda City Government

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip merit system dalam promosi jabatan sesuai dengan kerangka konsep yang diusulkan oleh Grundmann (2016), yang menekankan pada mekanisme seleksi berbasis kemampuan dan prestasi, serta penghindaran intervensi politik dalam proses promosi jabatan menggunakan 9 konsep dan prinsip-prinsip sistem merit dari Grundmen 2016 yakni recruitment, selection,advancement, equity, compensation, conduct, utlization, retention, employee, training and development,neutrality and public interest. di Pemerintah Kota Samarinda di liat dari perspektif gender dan juga menganalisis faktor-faktor internal dalam organisasi yang menghambat pegawai perempuan untuk mengisi jabatan struktural, seperti budaya organisasi, kebijakan internal, dan lingkungan kerja juga, menganalisis faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kesempatan pegawai perempuan dalam mengisi jabatan struktural, seperti norma sosial, peraturan pemerintah, dan persepsi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Dengan teknik analisa data yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Kota Samarinda khususnya Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Samarinda sudah menggunakan sistem merit dan juga menggunakan 9 konsep prinsip-prinsip sistem merit dari Grundmen 2016 yakni recruitment, selection,advancement, equity, compensation, conduct, utilization, retention, employee, training and development, neutrality and public Interest dalam promosi jabatan berbasis gender dikarenakan posisi perempuan dan laki-laki sudah setara dalam menduduki jabatan struktural, kunci berhasilnya penerapan sistem merit di Pemerintah Kota Samarinda ialah komitmen pimpinan dalam menerapkan sistem merit yang adil dan transparan berdasarkan kompetensi, kualifikasi dan kinerja. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pegawai perempuan dalam jabatan stuktural yaitu kebanyakan dari faktor eksternal seperti motivasi dari pegawai perempuan itu sendiri, mindset atau pikiran dari pegawai yang bersangkutan, mindset perempuan itu sendiri yang harus berbagi peran antara mengurus keluarga dengan karir, daya saing yang kuat, pegawai perempuan sering terjebak dalam pekerjaan administrasi sehingga lingkup pekerjaan terbatas hanya pada jabatan di rumpun administrasi, sedangkan rumpun teknis sebagian besar dikuasai laki-laki karena lebih dianggap lebih cepat dalam bergerak dan menguasai teknis, dan pegawai yang bersangkutan membatasi diri, banyak pegawai yang merasa kurang percaya diri dalam kemampuan mereka, terutama ketika harus bersaing dengan rekan-rekan yang dianggap lebih kompeten, faktor sosial memiliki ambisi untuk naik jabatan mungkin tidak dipandang positif, terutama bagi pegawai perempuan. Hal ini menciptakan tekanan sosial yang dapat menghalangi pegawai untuk mengejar promosi serta tidak ingin total dalam pekerjaan, menginginkan kelonggaran untuk mengurus anak dan rumah dan juga tidak mau pekerjaan yang mengharuskan sering ke luar kota atau ke lapangan karena memikirikan keluarga. Kata Kunci: Sistem merit, Promosi Jabatan, Gender.

Kata Kunci: Sistem merit, Promosi Jabatan, Gender.