ETNOGRAFI KOMUNITAS LOKAL DI KAWASAN TAMBANG BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI SULAWESI TENGAH = ETHNOGRAPHY OF LOCAL COMMUNITIES IN THE MINING AREA BAHODOPI, MOROWALI REGENCY, CENTRAL SULAWESI

M. Junaidi. Etnografi Komunitas Lokal di Kawasan Tambang Bahodopi Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah atas bimbingan Hamka Naping, Pawennari Hijjang dan Yahya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan perspektif komunitas lokal terhadap perubahan penguasaan dan aktivitas tambang di kawasan Bahodopi. Bahodopi merupakan ruang produksi subsistensi oleh komunitas lokal saat ini menjadi kawasan industri pertambangan ditandai perubahan ruang produksi ekonomi, ruang sosial dan ruang budaya komunitas lokal seperti aktifitas tambang nikel, jalan hauling, pelabuhan (jetty) dan pabrik pengolahan (smelter). Bahodopi tumbuh menjadi kota industri dengan fasilitas sarana jalan, perumahan, tempat berbelanja, permukiman padat dengan bangunan baru untuk disewakan pada pekerja tambang dan pendatang yang berusaha di sektor jasa dan informal. Komunitas lokal hidup berdampingan perusahaan tambang dan kawasan tambang sebagai ruang baru bagi kehidupan mereka. Studi kualitatif dengan perspektif etnografi reflektif kritis menggunakan pemikiran Lefebvre tentang ruang, Foucault tentang dinamika kekuasaan dan Bourdieu tentang modal sosial dalam relasi ruang tambang. Data diperoleh melalui partisipasi observasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan diskusi terfokus. Hasil penelitian menunjukkan perubahan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya dalam kawasan tambang menyebabkan komunitas lokal memaknai perubahan sebagai bagian dari perilaku adaptasinya terhadap ruang baru. Perubahan ruang, struktur dan relasi sosial dari orang-orang yang berada dalam kawasan tambang karena penguasaan dan pemanfaatan kawasan oleh perusahaan menyebabkan terjadinya proses dinamis terkait penerimaan dan penyesuaian oleh komunitas lokal. Komunitas lokal di Bahodopi masih tetap bertahan dan eksist dalam ruang baru yang penuh kompetisi. Kawasan tambang sebagai ruang yang mempertemukan (relasi) perusahaan tambang dan komunitas lokal sebagai ruang sosial yang terstruktur. Komunitas lokal mengakumulasi modal sosial, modal budaya dan modal politik digunakan mengakses ruang tambang untuk kepentingan kolektif dan individu.