Gambaran Konsumsi Herbal sebagai Upaya Kontrol Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi=Overview of Herbal Consumption as an Effort to Control Blood Pressure in Hypertensive Patients

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis serius yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan ginjal. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, dengan angka kasus hipertensi yang terus meningkat, termasuk di Makassar. Pengobatan hipertensi umumnya dilakukan dengan obat konvensional, namun metode non-farmakologis, termasuk penggunaan herbal, juga banyak diterapkan sebagai terapi komplementer. Berdasarkan data, sekitar 75%-80% penduduk dunia, termasuk penderita hipertensi, menggunakan obat herbal karena sifatnya yang lebih terjangkau dan minim efek samping. Meskipun demikian, penggunaan herbal sebagai terapi komplementer perlu dikaji lebih lanjut terkait jenis herbal, pola konsumsi, dosis, serta komunikasi dengan tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsumsi herbal sebagai upaya kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi di Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pasien hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi yang terdata di Dinas Kesehatan dalam laporan triwulan terakhir. Peserta dipilih dengan metode pusposive-sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Adapun hasil dari penelitian ini adalah mayoritas penderita hipertensi yang menggunakan herbal untuk mengontrol tekanan darah berusia sekitar 50 tahun, dengan sebagian besar tinggal dalam jarak 3 km dari fasilitas kesehatan. Penggunaan herbal, terutama daun salam, sudah berlangsung lama, hingga 25 tahun, dengan cara mengolahnya dengan merebus 5-7 lembar daun salam dalam 7 gelas air hingga tersisa 5 gelas, dan dikonsumsi rutin satu gelas per hari. Banyak yang mengonsumsi herbal 6 jam sebelum obat konvensional dan percaya bahwa herbal aman digunakan, dengan informasi yang didapat dari teman.