Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Angka Kejadian Keluhan Low Back Pain Pada Petani di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang = The Effect of Education on the Level of Knowledge, Pain Intensity, and The Incident Number of Low Back Pain Complaints among Farmers in Suppa District, Pinrang Regency

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. Menurut Perhimpunan Ahli Saraf Indonesia atau PERDOSSI, low back pain adalah nyeri yang dirasakan pada punggung bagian bawah, dapat berupa nyeri lokal atau nyeri radikuler ataupun keduanya. Pada tahun 2020, nyeri punggung bawah (LBP) menyerang 619 juta orang di seluruh dunia dan diperkirakan jumlah kasusnya akan meningkat menjadi 843 juta kasus pada tahun 2050, yang sebagian besar disebabkan oleh perluasan populasi dan penuaan. Di Indonesia, prevalensi Low Back Pain
(LBP) mencapai 34,4 juta orang (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Penyakit low back pain tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah petani, nelayan, dan buruh mencapai 31,2%. petani termasuk kategori pekerjaan dengan risiko gangguan muskuloskeletal tertinggi dengan prevalensi LBP tertinggi ditemukan pada perempuan, dengan kelompok usia > 45 tahun, lama kerja ≥ 5 jam, masa kerja ≥ 10 tahun, memiliki riwayat merokok, sering melakukan posisi bungkuk, tidak memiliki riwayat trauma, perilaku tatalaksana keluhan dengan pemijatan dan mengalami minimal disability (Kaur K, 2015). Edukasi dengan tujuan promosi kesehatan dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan low back pain. Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan promosi
kesehatan pada masyarakat sebagai media efektif untuk memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai informasi yang berkaitan dengan kesehatan dengan tujuan pemberdayaan masyarakat. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan, intensitas nyeri, dan angka kejadian keluhan low back pain pada petani. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan one group pretest-posttest design pada petani. Hasil : Jumlah subyek yang dianalisis pada penelitian ini sebanyak 58 orang yang merupakan perwakilan dari 23 kelompok tani. Dari hasil analisis ditemukan rerata skor pengetahuan responden penelitian sebelum perlakuan adalah 56,89±12,17 dan setelah diberikan perlakuan rerata skor pengetahuan menjadi 85.99±10.96, rerata skor NPRS sebelum perlakuan adalah 6,05±1,627 dan setelah perlakuan adalah 5,3±0,96, dan rerata skor Pain and Distress Scale responden penelitian sebelum perlakuan adalah 44,93±11,25 dan setelah perlakuan adalah 37,22±12,39. Kesimpulan : Secara statistik ditemukan perubahan yang signifikan pada rerata tingkat pengetahuan, intensitas nyeri, dan keluhan low back pain pada petani di Kecamatan Suppa
Kabupaten Pinrang sebelum dan sesudah diberikan edukasi.