Evaluasi Dampak Mikroplastik Terhadap Respon Fisiologis dan Struktur Histologis pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Lingkungan Perairan

NUR ASMI KAMA. Evaluasi dampak mikroplastik terhadap respon fisiologis dan struktur histologis pada benih ikan nila (Oreochromis niloticus) di lingkungan perairan (dibimbing oleh Muhammad Iqbal Djawad dan Khusnul Yaqin).
Latar belakang. Saat ini issue tentang mikroplastik telah menyita perhatian secara global dan penelitian tentang mikroplastik meningkat dengan pesat. Dampak toksik mikroplastik menjadi ancaman yang cukup serius bagi organisme akuatik yang mengonsumsinya. Sebagai organisme omnivora, ikan nila rentan terpapar MP di perairan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkah laku, tingkat konsumsi oksigen, dan histologi organ sistemik benih ikan nila yang terpapar mikroplastik. Metode. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) pada 12 akuarium bervolume 40L yang dilengkapi aerasi. Terdapat 4 perlakuan paparan mikroplastik masing-masing 3 kali ulangan yaitu konsentrasi MP 1 mg/L, 10 mg/L. 100 mg/L, dan tanpa MP (kontrol). Ikan nila diaklimatisasi selama 7 hari. Mikroplastik yang digunakan adalah jenis polietilena dari botol plastik yang telah direndam selama 30 hari di Perairan Sungai Tello. Parameter yang dinilai meliputi tingkah laku (bukaan operkulum, cara berenang, nafsu makan), konsumsi oksigen, dan kerusakan jaringan. Data diuji statistik menggunakan analisis ragam (one-way ANOVA) untuk konsumsi oksigen, sedangkan tingkah laku dan kerusakan jaringan dianalisis secara deskriptif. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bukaan operkulum berkisar antara 100 hingga 128 kali per menit dan cara berenang cenderung berubah pada hari ke-3 hingga hari ke-7. Nafsu makan ikan pada perlakuan 1 mg/L tergolong tinggi di hari pertama hingga ke-7. Pada perlakuan 10 mg/L, nafsu makan ikan tinggi di hari pertama, menurun di hari ke-2 dan ke-3, namun kembali tinggi pada hari ke-4 hingga ke-7. Sebaliknya, perlakuan 100 mg/L menunjukkan nafsu makan ikan yang tinggi pada hari pertama hingga ke-3 dan menurun pada hari ke-4 hingga ke-7. Tingkat konsumsi oksigen tertinggi ditemukan pada perlakuan 10 mg/L (P<0.05) diikuti oleh perlakuan 1 mg/L, 100 mg/L, dan terendah pada perlakuan kontrol. Gambaran histologis mengungkapkan adanya kerusakan meliputi penipisan interlamela, patahan dan pembengkakan lamela sekunder, serta penyusutan sel mukus pada insang. Sebaliknya, pada usus ditemukan jenis kerusakan berupa penebalan lapisan muskularis dan serosa. Kesimpulan. Penelitian menyimpulkan adanya perubahan tingkah laku benih ikan nila kecuali bukaan operkulum yang tergolong normal. Selain itu, paparan MP terbukti mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen khususnya pada konsentrasi 10 mg/L serta ditemukan berbagai kerusakan histologis pada benih ikan nila yang terpapar MP dan konsentrasi 100 mg/L memberikan perubahan paling parah pada insang.