Hermawan M., A. Muh. Farid (2025) Perancangan Ulang Kursi untuk Penenun Tradisional. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of D071201083_skripsi_07-01-2025 bab 1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
D071201083_skripsi_07-01-2025 bab 1-2.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of D071201083_skripsi_07-01-2025 cover1.jpg]](/43881/2.hassmallThumbnailVersion/D071201083_skripsi_07-01-2025%20cover1.jpg)

D071201083_skripsi_07-01-2025 cover1.jpg
Download (244kB) | Preview
![[thumbnail of D071201083_skripsi_07-01-2025 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
D071201083_skripsi_07-01-2025 dp.pdf
Download (2MB)
![[thumbnail of D071201083_skripsi_07-01-2025.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
D071201083_skripsi_07-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 21 February 2027.
Download (7MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Kursi tenun tradisional di Sulawesi, seperti di daerah Toraja, Bugis, dan Mandar, biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu dan bambu. Kursi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat duduk, tetapi juga sebagai alat yang mempengaruhi pola kerja dan hasil tenunan. Namun, seiring berjalannya waktu ada kebutuhan untuk mengadaptasi kursi ini agar lebih ergonomis dan mendukung produktivitas penenun. Salah satu pusat kegiatan penenun di daerah Gowa berada di Dusun Passallangngang Desa Katangka, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Penenun di daerah tersebut menggunakan kursi lantai tenun sederhana yang hanya dilapisi dengan kain biasa. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keluhan penenun tradisional menggunakan kursi tenun biasa dan kursi tenun, mengidentifikasi kebutuhan penenun tradisional terhadap kursi tenun, dan mendesain ulang kursi tenun sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penenun tradisional. Metode. Metode yang digunakan yaitu wawancara gotrak yang dimuat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021 dan Ergonomic Function Deployment (EFD). Hasil. Hasil perhitungan tingkat risiko Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) sebelum menggunakan kursi rancangan yang akan dikembangkan, terdapat 1 penenun (33%) yang berada pada kategori tingkat risiko rendah, 2 pekerja (67%) yang berada pada kategori tingkat risiko sedang. Sedangkan, hasil perhitungan tingkat risiko Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) sesudah menggunakan kursi rancangan yang akan dikembangkan, terdapat 1 penenun (33%) yang berada pada kategori tingkat risiko rendah, 2 pekerja (67%) berada pada kategori tingkat risiko sedang. Terdapat 10 atribut kebutuhan konsumen dengan tingkat kepentingannya (importance rating), yaitu lumbar support dengan ukuran yang sesuai (4,78), kursi memiliki leg rest yang nyaman (2,18), kursi mempunyai boko’-boko’ yang dapat membantu pengguna dalam bekerja (2,02), panjang dan lebar kursi yang sesuai (1,97), selisih tinggi kursi tenun dengan alat tenun (1,63), kursi memiliki rubber feet (1,37), kursi mempunyai sandaran yang dapat diatur kemiringannya (1,33), tinggi dan lebaran sandaran badan yang sesuai (1,28), fitur untuk melipat kursi (1,27), dan kursi mempunyai bahan yang awet dan tahan lama (1,03). Dalam mendesain ulang kursi untuk penenun tradisional, data antropometri yang digunakan merupakan studi literatur yang bersumber dari Data Antropometri Indonesia dan hasil pengamatan penulis.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 16 Apr 2025 01:21 |
Last Modified: | 16 Apr 2025 01:21 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43881 |