Abadi, A. Fadliah (2025) ATRIAL FIBRILASI SEBAGAI PREDIKTOR REHOSPITALISASI JANGKA PENDEK PADA PASIEN GAGAL JANTUNG EJEKSI FRAKSI RENDAH DI PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
![[thumbnail of C165191007_tesis_14-01-2025 bab 1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C165191007_tesis_14-01-2025 bab 1-2.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of C165191007_tesis_14-01-2025 cover1.jpg]](/43690/2.hassmallThumbnailVersion/C165191007_tesis_14-01-2025%20cover1.jpg)

C165191007_tesis_14-01-2025 cover1.jpg
Download (316kB) | Preview
![[thumbnail of C165191007_tesis_14-01-2025 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C165191007_tesis_14-01-2025 dp.pdf
Download (562kB)
![[thumbnail of C165191007_tesis_14-01-2025.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C165191007_tesis_14-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 19 February 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular diperkirakan menyebabkan 17,9 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2019, mewakili 32% dari seluruh kematian, dengan gagal jantung berkontribusi terhadap 38% dari kematian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara fibrilasi atrium (AF) dan risiko rehospitalisasi jangka pendek pada pasien dengan gagal jantung fraksi ejeksi rendah (HFrEF).
Metode: Penelitian kohort prospektif dilakukan di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Makassar RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai Februari 2023 sampai Februari 2024. Data dikumpulkan dari pasien yang didiagnosis dengan HFrEF dalam 24 jam pertama masuk rumah sakit. Penilaian tindak lanjut dilakukan 90 hari pasca-keluar untuk mengevaluasi tingkat rawat inap ulang di antara peserta.
Hasil: Di antara 110 pasien dengan HFrEF, usia rata-rata adalah 56,8 ± 13,0 tahun, dan 67,3% adalah laki-laki. Pasien dengan AF memiliki risiko rawat inap ulang delapan kali lipat lebih tinggi pada 30 hari (p=0,039), dan risiko 2,5 kali lebih tinggi pada 90 hari (p=0,003) dibandingkan dengan mereka yang tidak AF. Selain itu, untuk setiap peningkatan denyut jantung 1 bpm, peluang rawat inap ulang meningkat sebesar 2,4% (p=0,030). Namun, subtipe AF tidak secara signifikan memengaruhi kemungkinan rawat inap ulang.
Kesimpulan: Fibrilasi atrium (AF) secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko rawat inap ulang atau rehospitalisasi pada pasien dengan gagal jantung dan fraksi ejeksi rendah (HFrEF). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya identifikasi dini dan penanganan AF pada populasi pasien ini untuk berpotensi mengurangi tingkat rawat inap ulang dan meningkatkan hasil klinis.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS - Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl |
Date Deposited: | 09 Apr 2025 06:05 |
Last Modified: | 09 Apr 2025 06:05 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43690 |