MODEL GENETIK BIJIH BESI DAERAH TANJUNG KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN = The Genetic Model of Iron Ore Tanjung Area Bone Regency South Sulawesi


Bakri, Hasbi (2024) MODEL GENETIK BIJIH BESI DAERAH TANJUNG KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN = The Genetic Model of Iron Ore Tanjung Area Bone Regency South Sulawesi. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
D033192002_disertasi_04-04-2024 cover1.png

Download (170kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
D033192002_disertasi_04-04-2024 1-2(FILEminimizer).pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
D033192002_disertasi_04-04-2024 dp(FILEminimizer).pdf

Download (5MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
D033192002_disertasi_04-04-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 28 November 2026.

Download (9MB)

Abstract (Abstrak)

Daerah Tanjung terletak di Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, yang didominasi batuan volkanik, plutonik dan piroklastik. Penelitian oleh peneliti sebelumnya didasarkan pada data geokimia batuan dan belum memuat hasil penelitian yang intensif khususnya keberadaan bijih besi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model genetik bijih besi berdasarkan data terbaru sebagai bagian dari sejarah geologi yang berkembang. Studi tentang mineralogi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis sayatan tipis dan sayatan poles, SEM-EDS, XRD, dan ICP-MS-EOS. Komposisi kimia diidentifikasi dengan menggunakan XRF. Batuan plutonik didominasi oleh granodiorit, granit, monzonit, dan monzonit kuarsa. Batuan volkanik terdiri dari basal porfiri, basal amigdaloidal, trakit, dan trachy-andesit, dengan afinitas kalk alkali hingga sosonitik. Alterasi yang berkembang pada daerah penelitian yakni alterasi skarn, berupa (a) alterasi tahap prograde (garnet-klinopiroksin±wollastonit±biotit), (b) alterasi retrograde tahap awal (alterasi kuarsa-felsfar±epidot±biotit±amfibol±serisit, (c) alterasi retrograde akhir berupa alterasi kuarsa-klorit-illit-kalsit dan alterasi tahap akhir dan supergen. Kadar rata-rata Fe sebesar 63,14 %. Mineral bijih Fe yang ditemukan berupa magnetit, hematit, goetit, siderit, chamosite, alabandite, dan franklinite, bijih Mn (pirolusit dan rhodokrosite), bijih Cu (kalkopirit, kovelit, azurit), pirit, arsenopirit, galena. Mineral gangue yang terdiri dari kalsit, kuarsa, albit, diopsid, hedenbergite, andradite, klorit, serisit, kristobalit, dan magnesit. Tekstur mineral bijih berupa pengisian ruang terbuka (open space filling), penggantian (replacement), intergrowth dan granular. Berdasarkan karakteristik alterasi, mineralisasi dan geokimia, tipe endapan yang berkembang adalah Skarn Fe. Cebakan bijih besi dan asosiasi mineral lain secara genetik terbentuk melalui tahapan; (a) tahap pertama/initial isochemical, rekristalisasi dari wall rock akibat adanya intrusi basal pada batuan granodiorit; (b) tahap prograde, adanya infiltrasi antara fluida hidrothermal-metamorfik mengakibatkan terubahnya mineral yang sebelumnya sudah terbentuk pada tahapan pertama menjadi skarn; (c) tahap alterasi retrograde, merupakan perusakan yang diikuti oleh pendinginan batuan basal dan menyebabkan terjadinya alterasi hydrous akibat air meteorik; (d) tahap alterasi retrograde akhir dan supergene, proses ini yang akan menghasilkan mineral-mineral oksida hasil ubahan sulfida atau mineral oksida sebelumnya pada lingkungan dangkal.

Keywords : Geokimia, alterasi-mineralisasi, Bijih besi, Skarn Fe, model genetik, Tanjung.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Geochemistry, alteration-mineralization, Iron ore, Skarn, genetic model, Tanjung.
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Teknik > Teknologi Kebumian dan Lingkungan
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 28 Nov 2024 02:35
Last Modified: 28 Nov 2024 02:35
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/39997

Actions (login required)

View Item
View Item