MODEL ESTIMASI KEBUTUHAN PERJALANAN PADA FASILITAS RELAKSASI MASYARAKAT PERKOTAAN STUDI KASUS: KAWASAN LEGO-LEGO CENTRAL POINT OF INDONESIA (CPI) = Model Estimation of Travel Demand at Urban Relaxation Facilities A Case Study of Lego-Lego in Central Point of Indonesia (CPI)

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perjalanan non-kerja mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam konteks urgensi penanganan masalah transportasi perkotaan. Perjalanan ini cukup memberikan kontribusi dalam perjalanan perkotaan karena waktu yang fleksibel dari jenis perjalanan individu. Salah satu perjalanan non-kerja adalah perjalanan rekreasi ke tempat wisata dimana salah satu tujuan wisata di kota Makassar adalah Lego-Lego. Lego-Lego adalah salah satu kawasan yang berada di Central Point of Indonesia (CPI) yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Lego-Lego adalah satu-satunya kawasan multifungsi untuk aktivitas relaksasi yang terletak di kawasan pantai pesisir bagian barat Kota Makassar. Pengunjung yang ramai dan padat pada akhir pekan datang berkunjung untuk memanfaatkan fasilitas ini baik pada pagi hari maupun sore hari. Salah satu upaya untuk mengatasi antrian panjang kendaraan pada akses pintu keluar masuk pada kawasan ini pada jam puncak dengan memahami kebutuhan perjalanan aktivitas dalam menggunakan fasilitas multifungsi yang membentuk rantai perjalanan aktivitas dengan faktor yang mempengaruhi aktvitas tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui model pemilihan pola rantai aktivitas pengunjung dalam memanfaatkan fasilitas relaksasi multifungsi serta variabel yang mempengaruhi pemilihan pola rantai aktivitas. Analisis multinomial logit model digunakan untuk mengestimasi pilihan pola rantai aktivitas dan variabel yang berpengaruh berdasarkan karakteristik individu dan karakteristik perjalanan aktivitas pengunjung. Hasil pemilihan pola rantai perjalanan yang sama untuk melakukan aktivitas pada tiap fasilitas relaksasi ini memiliki pengaruh yang signifikan pada durasi waktu yang dialokasikan untuk beraktivitas baik pagi maupun sore hari. Kecenderungan pemilihan pola rantai dipengaruhi oleh durasi waktu yang disediakan untuk beraktivitas. Semakin banyak waktu yang disediakan atau digunakan maka semakin besar kecenderungan untuk memilih pola rantai yang lebih kompleks atau lebih panjang sebaliknya semakin sedikit waktu yang disediakan atau digunakan, maka kecenderungan untuk memilih pola rantai yang singkat semakin besar.