Analisis Tingkat Kerapatan Vegetasi dan Laju Infiltrasi di Daerah Aliran Sungai Suso

Penurunan luasan hutan dapat menyebabkan menurunnya tingkat kerapatan vegetasi serta menurunkan kemampuan hutan sebagai penyaring alami yang mampu menyerap, menyimpan dan meresapkan air hujan ke dalam tanah yang dikenal dengan kemampuan infiltrasi sehingga berpotensi besar terhadap bencana banjir di DAS Suso Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan mengkaji tingkat kerapatan vegetasi dengan indeks vegetasi NDVI, laju infiltrasi, sifat fisik tanah, serta pengaruh kerapatan vegetasi dan sifat fisik tanah terhadap laju infiltrasi di DAS Suso. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yakni: 1) transformasi indeks vegetasi dan survei data tingkat kehijauan NDVI untuk merepresentasikan tingkat kerapatan vegetasi di lapangan; 2) pengukuran laju infiltrasi dengan double ring infiltrometer serta pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat fisik tanah meliputi tekstur, porositas, permeabilitas dan kandungan bahan organik; dan 3) analisis data. Hasil analisis menunjukkan tingkat kerapatan vegetasi DAS Suso terbagi atas kerapatan jarang, sedang dan lebat yang sejalan dengan tingkat kehijauan NDVI. Laju infiltrasi di setiap tingkat kerapatan vegetasi yaitu 88,56 mm/jam pada kerapatan jarang, 97,87 mm/jam pada kerapatan sedang, dan 207,20 mm/jam pada kerapatan lebat. Sifat fisik tanah di DAS Suso berbeda-beda yang disesuaikan pada tingkat kerapatan vegetasi. Uji statistik menunjukkan pengaruh tingkat kerapatan vegetasi terhadap laju infiltrasi sebesar 48,6% dengan arah hubungan yang linier dan positif, sedangkan pada hubungan antara sifat fisik tanah terhadap laju infiltrasi menunjukkan pengaruh yang lebih besar yaitu 91,6% dengan arah hubungan yang positif. Baik kerapatan vegetasi maupun sifat fisik tanah memiliki pengaruh yang positif terhadap laju infiltrasi di DAS Suso.