Syamsun, Arfi (2023) PERBANDINGAN JENIS LUKA IRIS DENGAN LEVEL EKSPRESI mRNA TROPONIN I, TPA, MCP-1 DAN HMGB-1 MENCIT BALB/C PADA PERIODE POSTMORTEM INTERVAL (PMI). Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
C013202020_disertasi_06-12-2023 cover1.png
Download (146kB) | Preview
C013202020_disertasi_06-12-2023 1-2.pdf
Download (1MB)
C013202020_disertasi_06-12-2023 dp.pdf
Download (463kB)
C013202020_disertasi_06-12-2023.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
ARFI SYAMSUN. Perbedaan Ekspresi mRNA Tropinin I, tPA, MCP-1 and HMGB-1 pada Luka Antemortem dan Perimortem dapat Dideteksi Beberapa Hari setelah Kematian (Rina Masadah, Husni Cangara, Berti Julian Nelwan) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggabungkan pemeriksaan ekspresi mRNA Tr I, tPA, MCP-1 dan HMGB-1 untuk memprediksi vitalitas luka pada luka antemortem dan perimortem. Vitalitas luka sulit dibedakan secara visual dan histologis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan mRNA yang terlibat dalam reaksi inflamasi. METODE : Sampel dibagi menjadi 5 kelompok antemortem dan 5 kelompok perimortem, di mana masing-masing kelompok berisi 3 ekor mencit balb/c. Periode pengamatan dilakukan pada 0, 12, 24, 48, dan 72 jam setelah kematian. Luka antemortem dibuat dengan cara mengiris punggung mencit dengan pisau bedah sepanjang 2 cm, kemudian mencit dibiarkan hidup selama 30 menit dan kemudian didekapitasi. Sedangkan luka perimortem dibuat 30 menit setelah mencit didekapitasi. Sebanyak 1 gram jaringan otot yang terluka akan diperiksa dengan RT-PCR sesuai dengan panduan. Analisis data dengan ANOVA dan LSD. HASIL : Luka antemortem yang diamati segera (0 jam) dan 12 jam setelah kematian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam rata-rata Tr I, tPA, MCP-1, dan HMGB-1mRNA dibandingkan dengan luka perimortem yang diperiksa 24, 48, atau 72 jam setelah kematian. Selain itu, luka antemortem yang diamati 24, 48, dan 72 jam setelah kematian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam rata-rata mRNA Tr I, tPA, MCP-1 dan HMGB-1 dibandingkan dengan luka perimortem yang diperiksa 0, 12, 24, 48, atau 72 jam setelah kematian. Kesimpulan : Tingkat ekspresi mRNA Tr I, tPA, MCP-1 dan HMGB-1 menunjukkan kemampuan untuk membedakan vitalitas luka, sehingga memungkinkan pendeteksiannya untuk durasi yang lebih lama setelah kematian
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Ilmu Kedokteran |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 31 Oct 2024 01:22 |
Last Modified: | 31 Oct 2024 01:22 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38665 |