HUBUNGAN PARENTING STRESS DENGAN ORAL HEALTH-RELATED QUALITY OF LIFE PADA ANAK DOWN SYNDROME

Latar Belakang. Down Syndrome (DS) merupakan anomali autosom kongenital dengan keterlambatan perkembangan fisik dan mental. DS dikaitkan dengan neuropatologis yang
bermanifestasi dalam perubahan kognitif dan fungsi perilaku. Kondisi ini secara sistematis
berdampak negatif terhadap respon emosional dalam pengasuhan orang tua. Budaya 3S
(sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi) memainkan peran penting dalam pola pengasuhan
orang tua dan perilaku anak karena berdampak postif parenting stress.Tujuan. Penelitian
ini untuk menjelaskan hubungan parenting stress dengan oral health related quality of life
(OHRQ-oL) dan mengevaluasi hubungan parent distress dan difficult child terhadap
(OHRQ-oL) pada anak DS dan dampak kondisi oral mereka terhadap keluarga. Metode.
Penelitian analitik dengan metode survei, yaitu pengumpulan data melalui formulir
kuesioner. Uji statistik yaitu uji non-parametrik menggunakan software SPSS dengan uji
korelasi Spearman’s Rank dan Kendall Coefficient Concordance. Uji korelasi Spearman’s
Rank untuk melihat hubungan stres pengasuhan terhadap kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan mulut pada anak DS. Hasil. Terdapat hubungan yang
signifikan antara parenting stress dengan OHRQ-oL pada anak DS.Terdapat hubungan
yang tidak signifikan antara parental distress dengan OHRQ-oL pada anak DS.Terdapat
hubungan yang signifikan antara difficult child dengan OHRQ-oL pada anak DS. Terdapat
hubungan yang signifikan antara Parent-Child Dysfunctional Interaction dengan OHRQoL.
Kondisi rongga mulut anak DS secara signifikan berdampak terhadap kualitas hidup
keluarga. Kesimpulan. Nilai-nilai budaya 3S merupakan salah satu karakteristik yang
masih jelas tercermin pada komunitas orang tua anak down syndrom sehingga dapat
mengurangi parenting stress yang berdampak positif pada perkembangan kualitas hidup
dikaitkan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak DS