IDENTIFIKASI TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN POTENSIAL DAN KEPADATAN JENTIK AEDES SP. PADA RUMAH PENDUDUK DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM DI KELURAHAN MAROANGING, KECAMATAN SIBULUE, KABUPATEN BONE = Identification of Potential Breeding Sites and Density of Aedes sp. at Resident's Houses and Public Places in Maroanging Village, Sibulue District, Bone Regency

Latar Belakang: Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. Puskesmas sibulue mencatat kasus DBD tahun 2020-2023 sebanyak 46 dengan kasus terbanyak didapat di Kelurahan Maroanging sebanyak 9 kasus. Angka Bebas Jentik (ABJ) masih belum dalam kategori baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tempat perkembangbiakan potensial dan kepadatan jentik nyamuk Aedes sp. pada rumah penduduk dan tempat-tempat umum di Kelurahan Maroanging, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif untuk membandingkan kepadatan jentik berdasarkan House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) pada rumah penduduk dan TTU serta menjelaskan hasil observasi terkait karakteristik tempat perkembangbiakan potensial nyamuk Aedes sp. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan karakteristik tempat perkembangbiakan potensial dilihat dari persentase keberadaan jentik Aedes sp. di Kelurahan Maroanging berdasarkan jenis adalah jenis non TPA seperti ban bekas, pot bunga, box ikan bekas, jergen minyak dan drum bekas masing-masing 100%. Berdasarkan bahan dasarnya adalah karet dan semen masing-masing 100% serta keramik 73,7%. Berdasarkan letaknya adalah tempat perkembangbiakan luar bangunan sebanyak 43,2%. berdasarkan volume air ≥ 50 sebanyak 19,4%. Selanjutnya perbandingan kepadatan jentik pada rumah dan TTU di Kelurahan Maroanging berdasarkan HI yaitu 24,7% dan 26,7% masuk dalam kategori DF=4 (sedang), berdasarkan CI bahwa kepadatan jentik pada TTU lebih tinggi yaitu sebesar 25% masuk dalam kategori DF=6 (tinggi), berdasarkan BI bahwa kepadatan jentik pada TTU lebih tinggi yaitu sebesar 53,3% masuk dalam kategori DF=6 (tinggi). Dan berdasarkan ABJ bahwa baik rumah dan TTU masuk dalah kategori rendah yaitu 75,3% dan 73,3%. Kesimpulan: Tempat perkembangbiakan potensial di Kelurahan Maroanging meliputi jenis Non TPA, berbahan dasar karet, semen dan keramik, berwarna gelap, terletak di luar ruangan, dan bervolume ≥ 50L. Tempat umum menjadi tempat dengan risiko penularan penyakit DBD lebih tinggi dibandingkan dengan rumah penduduk. Sehingga perlu meningkatkan upaya pencegahan dengan pengendalian vektor DBD dapat dilakukan dengan tindakan PSN dan pengolahan sampah padat yang tepat.

Kata Kunci : Jentik, DBD, Tempat Perkembangbiakan, Kepadatan, TTU