PERBANDINGAN Dried Blood Spot (DBS) DAN SAMPEL SERUM DALAM MENGUKUR SEROPREVALENSI DENGUE PADA KOMUNITAS DEWASA SEHAT DI KOTA MAKASSAR INDONESIA

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue (DENV) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, meliputi empat serotipe (DENV 1 sampai 4). Secara umum serum digunakan untuk mendeteksi antibodi anti-dengue IgG, Dried blood spot (DBS) merupakan metode yang lebih mudah untuk pengumpulan, transportasi, dan penyimpanan sampel dibandingkan dengan serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas DBS dalam mendeteksi antibodi dengue IgG menggunakan metode ELISA dengan membandingkan hasilnya dengan sampel serum dari individu yang sama. Sejumlah total 73 sampel DBS dan serum diperoleh dari pendonor sehat pada kegiatan donor darah oleh Palang Merah Indonesia kota Makassar. Dengan menggunakan kit ELISA dengue IgG tidak langsung (Panbio, Australia). Hasil pemeriksaan menunjukkan seropositif sebesar 82% (60 dari 73) dari DBS dibandingkan dengan 89% (65 dari 73) dari sampel serum. Dengan menggunakan serum sebagai standar, penelitian ini menunjukkan bahwa DBS hasil pemeriksaan ELISA memiliki sensitivitas 92%, spesifisitas dan nilai prediksi positif (NPP) 100%, sedangkan nilai prediksi negatif (NPV) 62%. Penelitian ini menekankan potensi DBS sebagai alternatif yang ramah lapangan untuk survei seroprevalensi. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi mengenai tingkat paparan yang tinggi terhadap virus dengue pada populasi dewasa sehat di kota Makassar, yang mengkonfirmasi endemisitas virus di kota tersebut.