Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Pegawai KKP Kelas I Makassar dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Tahun 2021 = Factor Related with The Level of Anxiety for Port Health Office Employees during Covid-19 Pandemic in 2021

Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi secara signikan menimbulkan berbagai kerugian, mulai dari gangguan kesehatan fisik, kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial, dan gangguan mental. Gangguan mental seperti kecemasan dialami masyarakat terutama pada pegawai yang bertugas di tempat berisiko tinggi seperti KKP, yang berpotensi berdampak pada pelayanan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap penanganan pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Oktober – 25 November 2021. Populasi penelitian ini adalah Pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar. Responden yang memenuhi kriteria sebanyak 82 pegawai. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi melalui google form. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dan alternatif uji menggunakan Fisher Exact Test. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 41,5% pegawai menderita kecemasan ringan dan 12,2% responden mengalami kecemasan sedang. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan terhadap tingkat kecemasan pada pegawai adalah usia (p=0,000), jenis kelamin (p=0,021), penyakit penyerta (p=0,000), dan dukungan keluarga (p=0,000). Kecemasan dapat berdampak negatif pada kemampuan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan selama Covid-19. Disarankan agar responden dapat mengelola kecemasan yang ada pada dirinya, bagi pemerintah dan instansi terkait melakukan pendekatan secara psikologis terhadap kesehatan mental pegawai dengan pemberian fasilitas layanan konseling dan screening kesehatan mental.

Keywords : Kecemasan, Covid-19, Tenaga Kesehatan