STUDI EFEK IMUNOMODULATOR KLOROKUIN MENGGUNAKAN MODEL Drosophila melanogaster

NURDEWI N. BAPULO. Studi Efek Imunomodulator Klorokuin Menggunakan Model Drosophila melanogaster (dibimbing oleh Elly Wahyudin dan Firzan Nainu).
Dalam beberapa tahun terakhir, utamanya di era Covid-19 klorokuin digunakan dalam pengobatan autoimun. Klorokuin telah dikenal luas sebagai obat antimalaria, namun senyawa ini kembali menjadi sorotan karena potensinya dalam memodulasi respon kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai hubungan yang kompleks antara klorokuin dan sistem kekebalan tubuh, dengan memahami kemungkinan pengaruh senyawa ini terhadap jalur aktivasi sistem imun alamiah pada Drosopila melanogaster. Penelitian ini dibagi menjadi 6 tahap, yakni: 1) penyiapan sampel; 2) penyiapan hewan uji D. melanogaster jenis PGRP-LB∆; 3) pembuatan 3 pakan perlakuan dengan varian konsentrasi 0,001 mM, 0,01 mM, dan 0,1 mM; 4) pengujian survival; 5) analisis molekuler gen-gen terkait sistem imun yaitu Diptericin (dpt), CecropinA1 (CecA1), dan Turandot A (totA) menggunakan metode reverse transcriptase quantitative Polymerase Chain Reaction; dan 6) analisis data menggunakan Graphpad Prism®9. Hasil penelitian menunjukkan pemberian klorokuin, seiring dengan meningkatnya konsentrasi berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup Drosophila. Hal ini mungkin dapat dikaitkan dengan peningkatan secara molekuler ekspresi gen pada jalur aktivasi sistem imun Nuclear Factor ΚB (NF-ΚB) khususnya pada CecA1, namun tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap ekspresi dpt dan pada jalur JAK-STAT melalui ekspresi totA. Sebagai kesimpulan, klorokuin pada mutan Drosophila jenis PGRP-LB∆ memperlihatkan efek stimulasi sistem imun pada jalur NF-KB namun tidak pada jalur JAK-STAT.