Karakteristik Kurva Sorpsi Isotermis Pada Tepung Beras Organik = Characteristics of Isotherms Sorption Curves in Organic Rice Flour

Kurva sorpsi isothermis penting untuk diketahui sebagai dasar dalam pendugaan waktu pengeringan dan pengemasan tepung beras organik selama penyimpanan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh suhu 30 oC, 40 oC dan 50 oC pada ruang penyimpanan dengan tingkat kelembaban (RH) yang berbeda terhadap karakteristik kurva soprsi isotermis tepung beras organik. Tepung beras organik disimpan dalam desikator yang memiliki tingkat kelembaban yang berbeda-beda dengan kisaran 10% sampai dengan 80%, kemudian ditempatkan pada ruang yang memiliki suhu 30 oC, 40 oC dan 50 oC. Pengaturan kelembaban didapatkan dengan menggunakan larutan garam jenuh NaOH, MgCl2, K2CO3, NaNo2, NaCl dan KCL, sedangkan untuk pengaturan suhu digunakan sumber panas berupa lampu pijar. Semakin tinggi nilai RH larutan garam yang digunakan maka nilai kadar air kesetimbangan bahan juga semakin tinggi menyebabkan banyaknya uap air disekeliling tepung beras. Namun sebaliknya jika suhu penyimpanan semakin tinggi maka kadar air kesetimbangan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena molekul air lebih aktif dan meningkatkan level energi sehingga menjadi kurang stabil dan cenderung melepaskan ikatan dengan materil tepung. Kurva sorpsi isotermis tepung beras bertipe absorpsi karena proses sorpsi air oleh bahan dimulai dari bahan kering, dimana grafik yang dihasilkan memiliki bentuk sigmoid yang mencerminkan pola isotermis tipe II yang merupakan model kurva makanan kering dengan karbobidrat tinggi. Penentuan model terbaik untuk kurva sorpsi isothermis tepung beras organik adalah model Chung-Pfost dengan nilai R2 tertinggi dan nilai Root Mean Squared Error (RMSE) yang terendah.

Keywords : Tepung beras organik, sorpsi ishothermis, suhu, kelembaban