Del'amour, Ancilla Donata (2022) KORELASI DERAJAT ATROFI LOBUS PARIETAL BERDASARKAN SKOR KOEDAM MENGGUNAKAN MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) KEPALA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF BERDASARKAN SKOR MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) PADA PASIEN USIA LANJUT = CORRELATION OF DEGREES OF PARIETAL LOBE ATROPHY BASED ON KOEDAM SCORES USING MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)OF HEADS WITH COGNITIVE DISORDERS BASED ON MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) SCORES IN ELDERLY PATIENTS. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
C125171005_tesis1.jpg
Download (415kB) | Preview
C125171005_tesis_bab 1-2.pdf
Download (3MB)
C125171005_tesis_dapus.pdf
Download (1MB)
C125171005_tesis.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2025.
Download (5MB)
Abstract (Abstrak)
ANCILLA DONATA DEL’AMOUR. Korelasi Derajat Atrofi Lobus Parietal Berdasarkan Skor Koedam Menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Kepala Dengan Gangguan Kognitif Berdasarkan Skor Mini Mental State Examination (MMSE) Pada Pasien Usia Lanjut (dibimbing oleh Junus Baan dan Mirna Muis)
Gangguan kognitif merupakan salah satu masalah kesehatan lansia. Demensia merupakan salah satu penyebab gangguan kognitif, terutama demensia Alzheimer. Atrofi otak adalah salah satu ciri morfologi gangguan kognitif dan demensia. Atrofi lobus parietal dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara derajat atrofi lobus parietal otak berdasarkan skor Koedam menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) kepala dengan gangguan kognitif berdasarkan skor Mini Mental State Examination (MMSE) pada pasien usia lanjut. Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Bagian Radiologi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 33 pasien berusia di atas atau sama dengan 55 tahun yang melakukan pemeriksaan MRI kepala dan memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik. Derajat atrofi lobus parietal otak dinilai menggunakan skor Koedam. Adapun gangguan fungsi kognitif dinilai menggunakan skor Mini Mental State Examination (MMSE). Program SPSS versi 26.0 digunakan untuk analisis data. Karakteristik sampel adalah dari 33 sampel, sebanyak 17 sampel berjenis kelamin perempuan (51,5 %),13 sampel berpendidikan SMA (39,4 %), dan 27 sampel berada pada rentang usia lansia elderly (81,8 %). Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Sebanyak 8 sampel (24,2 %) memiliki skor Koedam grade 0, 19 sampel (57,6 %) memiliki skor Koedam grade I dan 6 sampel (18,2 %) memiliki skor Koedam grade II, dengan 28 sampel (84,8 %) tidak mengalami penurunan fungsi kognitif, serta 5 sampel (15,2 %) mengalami penurunan fungsi kognitif. Terdapat korelasi cukup dengan arah korelasi positif antara usia dengan skor Koedam, antara usia dengan skor MMSE terdapat korelasi cukup dengan arah korelasi negatif, dan antara skor Koedam dengan skor MMSE terdapat korelasi cukup dengan arah korelasi negatif. Dengan demikian derajat atrofi lobus parietal otak menggunakan skor Koedam dapat digunakan untuk mendiagnosis dini gangguan kognitif. Sehingga dapat segera mencegah keparahan gangguan kognitif tersebut.
Keywords : gangguan kognitif, atrofi lobus parietal, mini mental state examination, skor Koedam
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Radiologi |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 22 May 2024 00:30 |
Last Modified: | 22 May 2024 00:30 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/33654 |