Pusat Wisata Kuliner dan Souvenir di Toraja dengan Pendekatan Arsitektur Straight Revivalism

ABSTRAK
OLDY RENALDI PAINGY. Pusat Wisata Kuliner dan Souvenir di Toraja dengan Pendekatan Arsitektur Straight Revivalism (dibimbing oleh Mohammad Mochsen Sir dan Abdul Mufti Radja).
Di Toraja, Sulawesi Selatan, saat ini belum ada pusat khusus bagi para wisatawan untuk menikmati kuliner lokal dan membeli souvenir. Keberadaan pusat kuliner dan toko souvenir akan menjadi daya tarik tambahan untuk pariwisata daerah. Dengan adanya bangunan ini, para pengunjung akan lebih mudah menemukan dan menikmati kuliner khas Toraja serta membeli kenang-kenangan unik. Selain memberikan pengalaman kuliner dan belanja yang lebih teratur, pusat ini juga dapat menjadi sarana promosi dan pelestarian warisan budaya kuliner dan kerajinan lokal Toraja yang berharga.
Tujuan perancangan dari pusat wisata kuliner dan souvenir yang akan dibangun adalah menciptakan destinasi yang mudah diakses oleh banyak orang, menawarkan pengalaman rekreasi yang menyenangkan, dan menjadi ikonik sebagai daya tarik utama pariwisata. Bangunan ini diharapkan menjadi tempat unggulan bagi para pengunjung untuk menikmati kuliner khas serta membeli souvenir unik. Selain itu, tujuan lainnya adalah menciptakan suasana yang ramah dan nyaman sehingga pengunjung dapat menikmati waktu mereka dengan lebih baik serta mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya Toraja dan kerajinan daerah untuk meningkatkan potensi ekonomi dan pariwisata lokal.
Metode perancangan untuk pusat wisata kuliner dan souvenir di Toraja akan melibatkan empat tahap utama. Pertama, studi literatur akan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang potensi wisata kuliner dan kerajinan lokal yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung. Kedua, survey lokasi akan dilakukan untuk mengevaluasi lokasi yang potensial dan mudah diakses oleh banyak orang. Ketiga, wawancara akan dilakukan dengan masyarakat lokal, pelaku usaha, dan pihak terkait lainnya untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka terhadap pusat wisata tersebut. Keempat, studi banding akan dilakukan dengan mengunjungi pusat wisata serupa untuk mendapatkan inspirasi dan pelajaran berharga dalam merancang pusat wisata kuliner dan souvenir yang rekreatif dan ikonik.
Bangunan melalui pendekatan Arsitektur ini diharapkan dapat berhasil menciptakan destinasi wisata baru yang unik dan memikat. Dengan memadukan gaya arsitektur klasik dengan sentuhan modern, pusat wisata ini mampu menarik minat wisatawan dari berbagai latar belakang. Penggunaan elemen-elemen khas straight revivalism seperti kolom, ornamentasi, dan proporsi yang proporsional menciptakan suasana yang khas dan memikat. Selain itu, pusat wisata ini diharapkan dapat berhasil menciptakan ruang rekreatif yang menghadirkan pengalaman kuliner dan belanja yang tak terlupakan bagi para pengunjung.