Unjuk Kerja Peredam Gelombang Variasi Tipe Pantai Landai dan Parabola Berpori Pada Tangki Gelombang Laboratorium Teknologi Kelautan = Performance Test of Sloping Beach and Porous Parabolic Type Wave Absorber Variation on Wave Tanks at Ocean Technology Laboratory

Gelombang laut adalah pergerakan air pada permukaan laut dengan gerakan naik turun yang menyerupai bentuk garis sinusoidal yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang terjadi di permukaan laut seperti angin, gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari, gempa dan pergerakan oleh objek di laut seperti kapal. Energi yang ditimbulkan oleh gelombang laut tidak pernah berhenti dan dapat mengikis area disekitarnya.
Peredam gelombang diperlukan untuk mengurangi energi gelombang datang dan gelombang pantul yang berlebihan dan tidak diinginkan di area perairan seperti pelabuhan, pantai, mercusuar, serta bangunan laut lainnya. Maka dari itu tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas peredaman gelombang dari peredam variasi tipe pantai landai dan parabola berpori sebagai penunjang penelitian di Laboratorium Teknologi Kelautan.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Teknologi Kelautan Universitas Hasanuddin. Gelombang reguler diuji dalam wave flume gelombang dengan panjang 25 m, lebar 1 m dan kedalaman 1,2 m yang dilengkapi dengan pembangkit gelombang tipe flap. Peredam gelombang di ujung lainnya dibuat dengan foam dengan tebal 20 cm dan dipasang pada penampang baja berpori dengan porositas 0.155091. Delapan titik wave probe ditempatkan bersama disepanjang wave flume. Wave probe 8 diletakkan sejauh panjang gelombang dari peredam gelombang dan berjarak 1/8 panjang gelombang antar probe 1-8. Data fluktuasi muka air diolah untuk mendapatkan tinggi gelombang di setiap wave probe menggunakan metode zero up crossing. Setelah beberapa gelombang datang mencapai peredam dipantulkan dan terbaca oleh wave probe.
Percobaan peredaman gelombang yang dilakukan dilaboratorium menghasilkan peredaman gelombang yang relatif baik dimana nilai koefisien refleksi yang didapatkan rata-rata dibawah 0.2 (Hr/Hi). Kecuraman gelombang berbanding lurus dengan amplitudo dan berbanding terbalik dengan koefisien refleksi jika kecuraman tinggi maka akan menghasilkan koefisien refleksi yang semakin kecil, karena semakin curam gelombang, maka gelombang yang diterima peredam semakin miring dan menyebabkan gelombang yang dipantulkan menjadi lebih kecil. Pada kedalaman 0.7 m menghasilkan koefisien refleksi lebih tinggi dari kedalaman 0.6 m dan 0.5 m. Ini disebabkan karena panjang gelombang pada kedalaman 0.7 m lebih besar sehingga kecuraman gelombang pun menjadi lebih kecil dan menyebabkan pantulan gelombang lebih besar.

Keywords : Gelombang, Kecuraman Gelombang, Koefisien Refleksi, Pembangkit Gelombang, Peredam Gelombang