STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KULINER DI SEKITAR PANTAI LOSARI MAKASSAR = STRATEGY FOR DEVELOPING A CULINARY TOURISM AREA AROUND LOSARI BEACH IN MAKASSAR

DIAN RAMADHANI ZULKARNAIN. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner di Sekitar Pantai Losari Makassar. (dibimbing oleh Ahmad Munir dan Mahyuddin)

Kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar merupakan sentra wisata kuliner khas Kota Makassar yang didominasi oleh pedagang kaki lima. Namun, kegiatan di kawasan wisata kuliner tersebut belum berjalan dengan baik dikarenakan pengembangan dan penataan kawasan wisata kuliner yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar dan merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar. Penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Ruang lingkup yang dianalisis untuk mengidentifikasi potensi kawasan wisata kuliner adalah komponen atraksi, amenitas, aksesibilitas dan kelembagaan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif serta analisis SWOT dan AHP untuk merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar berada pada potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Alternatif strategi yang direkomendasikan adalah memaksimalkan kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar sebagai destinasi wisata kuliner unggulan, memanfaatkan berbagai keragaman atraksi pendukung yang ada di sekitar kawasan wisata kuliner, memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan berbagai media dalam memberikan informasi serta promosi kawasan wisata kuliner, serta menjalin kerja sama dengan pihak lainnya untuk pengembangan kawasan wisata kuliner. Prioritas utama strategi pengembangan kawasan wisata kuliner di sekitar Pantai Losari Makassar adalah menjalin dan memperluas kerja sama dengan pihak lainnya terkait pengembangan kawasan wisata kuliner dengan nilai bobot 0,45 atau 45%.

Keywords : strategi, pengembangan, wisata kuliner, SWOT, AHP