Life Cycle Assessment Terhadap Emisi Karbon Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash Sebagai Subtitusi Material Konstruksi

Proses konstruksi akan memberikan dampak negatif secara signifikan terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan penanganan. Salah satu dampak lingkungan yang diakibatkan dari proses konstruksi adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang menyumbang sekitar 21,46% dari kontribusi setiap kategori dalam emisi GRK tahun 2019. Salah satu penyebab timbulnya emisi ini yaitu dari penggunaan material konstruksi seperti beton konvensional yang terbuat dari semen dimana semen diperoleh melalui proses kalsinasi yang menyumbang emisi CO2. Peningkatan emisi tersebut berakibat terjadinya efek GRK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi emisi CO2 yang dihasilkan dari pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebagai subtitusi material konstruksi pada beton menggunakan analisis Life Cycle Assessment (LCA) dan merumuskan strategi dalam menekan emisi CO2 pada siklus daur hidup FABA sebagai subtitusi material konstruksi pada beton. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui analisis LCA. Dalam penelitian ini, dilakukan tiga tahapan dalam perhitungan emisi. Mulai dari tahap bahan baku, tahap transportasi serta tahap manufaktur. Dari hasil penelitian, diketauhi bahwa beton sampel-3 dengan mixed design 30% FA(C) : 100% BA (S) menghasilkan emisi CO2 paling kecil sebesar 196,54 kg-CO2eq/m3 dan sampel-1 yang merupakan beton konvensional menghasilkan emisi CO2 paling besar dengan nilai 258,92 kg-CO2eq/m3. Adapun strategi dalam menekan emisi CO2 pada siklus daur hidup FABA sebagai subtitusi material konstruksi yaitu pemanfaatan subtitusi beton dengan mix design 30% FA (C) : 100% BA (S) yang memiliki penurunan 24,09%, meminimalisir jarak antara ready mix ke tempat pengecoran dengan jarak optimum 45 km hingga maksimal 60 km, penggunaan truk bertenaga listrik seperti prototipe arocs electric.