GAMBARAN POLA PEMBERIAN MAKAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA PADA BALITA STUNTING USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAHU KABUPATEN BONE = DESCRIPTION OF FEEDING PATTERNS AND PARENTS' EDUCATION LEVEL IN STUNTING TOddlers AGED 24-59 MONTHS IN THE WORK AREA OF KAHU PUSKESMAS, BONE REGENCY

Salah satu permasalah gizi yang dihadapi di dunia adalah stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan adanya penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari ketidakseimbangan gizi. Kabupaten Bone memiliki prevalensi balita stunting sebesar 34,1%. Faktor resiko stunting pada anak salah satunya yaitu asupan gizi yang ditentukan oleh pola pemberian makan kepada balita dan tingkat pendidikan orang tua yang mempengaruhi status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola pemberian makan dan tingkat pendidikan orang tua pada balita stunting usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kahu Kabupaten Bone.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah balita stunting usia 24-59 bulan yang berada di desa prioritas penanganan stunting, wilayah kerja Puskesmas Kahu. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 40 balita dengan kategori status gizi sangat pendek 8 orang dan pendek 32 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 balita stunting terdapat 8 balita sangat pendek (20%) dan 32 balita pendek (80%). Balita stunting paling banyak berjenis kelamin perempuan (60%). Pendidikan ayah paling banyak berpendidikan SMP/MTS yaitu 14 orang (35,0%) dan pendidikan ibu paling banyak berpendidikan SMP/MTS yaitu 20 orang (50,0%). Pekerjaan ayah yang paling banyak sebagai petani yaitu 32 orang (80,0%) dan pekerjaan ibu paling banyak sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja yaitu 36 orang (90,0%). Balita stunting sebagian besar memiliki pola pemberian makan yang kurang baik sebanyak 23 balita (57,5%) dan sebagian besar balita stunting memiliki riwayat ASI eksklusif baik sebanyak 26 balita (65,5%) serta sebagian besar balita stunting memiliki riwayat MP-ASI kurang baik sebanyak 21 balita (52,5%).
Disimpulkan bahwa pola pemberian makan balita stunting sebagian besar tergolong dalam kategori kurang baik dan tingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Diharapkan orang tua balita mencari informasi lebih akan kejadian stunting sehingga dapat mengantisipasi atau menimalisir kemungkinan terjadinya stunting pada anak serta lebih memperhatikan asupan zat gizi yang diberikan juga memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan pemberian MP-ASI.

Keywords : Stunting, Balita usia 24-59 bulan, Pola Pemberian Makan, Pendidikan Orang Tua.