PENGARUH JAGUNG BIOFORTIFIKASI BESI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN ERITROSIT TIKUS WISTAR ANEMIA


Jumadi, Jumadi (2020) PENGARUH JAGUNG BIOFORTIFIKASI BESI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN ERITROSIT TIKUS WISTAR ANEMIA. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
P1000316006_disertasi_22-09-2020_Cover1.jpg

Download (4kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1 dan 2] Text (Bab 1 dan 2)
P1000316006_disertasi_22-09-2020_1-2(FILEminimizer).pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
P1000316006_disertasi_22-09-2020_Daftar Pustaka dan Lamp.(FILEminimizer).pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
P1000316006_disertasi_22-09-2020(FILEminimizer) ....................... ok.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Anemia yang disebabkan defisiensi besi dapat berdampak pada perkembangan otak dan fisik anak. Anemia defisiensi besi yang tidak diantisipasi sejak dini dapat menurunkan kemampuan kognitif, daya tahan fisik dan gangguan prilaku. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kandungan Fe biji jagung biofortifikasi (JBF) dan menganalisis pengaruhnya terhadap kadar hemoglobin dan eritrosit tikus Wistar anemia. Peningkatan kadar Fe biji jagung dilakukan dengan metode biofortifikasi intervensi agronomi. Selanjutnya, tru experiment randomized pre and post with control group design pada tikus Wistra anemia dilaksanakan di Laoratorium Terpadu Universitas Dayanu IkhsanuddinBaubau. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus Wistar betina anemia yang ditempatkan secara acak dalam 4 kelompok perlakuan dan 1 kontrol, masing-masing 5 ulangan. Variasi perlakuan JBF, yakni 10, 12, 14 dan 16%. Data pretest dan hari ke 7 dianilisis menggunakan Anova-Satu Arah, Regresi linier, Fisher's LSD (Least Significance different), dan Chi-Square pada p < 0.05. Biofortifikasi dengan Pseudomonas putida FNCC – 0071 dapat meningkatkan kadar Fe biji jagung 18.78% menjadi 10.1117 mg kg-1 setelah budidaya 90 hari. JBF berpengaruh terhadap laju peningkatan kadar hemeoglobin (p value=0,005) dan formasi eritrosit (p value=0,007), tertinggi terjadi pada R-1 (10%) yakni 0.040% dan 0.058 ± 0.034 per hari. Namun cenderung menurun dengan meningkatnya kadar JBF, mengikuti persamaan y = -0.028 x + 0.104 dan y= -0.0181x + 0.0675. Sebaliknya, bobot tubuh cenderung meningkat dengan peningkatan kadar JBF, hingga 14% (2.04 g per hari). Observasi pemberian JBF 15% selama 14 hari menunjukkan potensi faktor risiko terjadinya anemia terhadap tikus Wistar betina normal dengan nilai prevelesi1.17. Berdasarkan maximum safe iron level (MSIL) 10% atau 0.19 mg kg-1 Fe per hari pada tikus Wistar anemia, maka Human Equivalency Iron Dose (HEID) anak 20 kg adalah 0.92 mg kg-1 atau 91.44 g JBF per hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan intervensi JBF berbasis masyarakat (community trials).

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Jagung Biofortifikasi Besi, Anemia Defisiensi Besi,Hemoglobin, Eritrosit, Maximum Safe Iron Level, Human Equivalence Iron Level
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Depositing User: sangiasseri abubakar
Date Deposited: 16 Feb 2021 03:46
Last Modified: 06 Nov 2024 04:44
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/2382

Actions (login required)

View Item
View Item