Analisis Risiko Kesehatan Particulate Matter (PM10) pada Pekerja Akibat Proyek Perluasan Terminal di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Latar Belakang: Jumlah pekerja yang mengalami gangguan fungsi paru di Indonesia diperkirakan hampir mencapai 50%. Balai Hiperkes dan Kesehatan Kerja Sulawesi Selatan pada tahun 1999 telah melakukan pemeriksaan kapasitas paru pada 200 tenaga kerja di delapan perusahaan. Hasil yang diperoleh dari 90 responden adalah sebesar 45% yang mengalami restriktif dan masing-masing dua responden (1%) yang mengalami obstruktif dan kombinasi. Kematian dan kesakitan akibat polusi udara seringkali disebabkan oleh Particulate Matter (PM). Selama beberapa tahun terakhir ini kegiatan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kegiatan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur dan Sulawesi Selatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko kesehatan pajanan PM10 pada pekerja akibat proyek perluasan terminal di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study dan dianalisis menggunakan metode ARKL. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja proyek yang berada di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Sampel manusia dan sampel lingkungan diambil dengan teknik purposive sampling, dengan jumlah 94 sampel. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021 dan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan pengukuran udara menggunakan alat HVAS. Data analisis secara univariat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil: Hasil analisis risiko kesehatan lingkungan terhadap 94 responden menunjukkan bahwa nilai RQ < 1 dan THQ < 1 dengan rata-rata nilai intake inhalasi adalah 0,000173617. Sedangkan konsentrasi PM10 berkisar antara 8,0358 µg/Nm3 hingga 12,6277 µg/Nm3, konsentrasi tersebut masih berada di bawah batas aman. Kesimpulan: Nilai RQ ≤ 1 menunjukkan bahwa pajanan dengan konsentrasi yang telah diperoleh pada pengukuran di 7 titik, aman bagi pekerja dan THQ dengan hasil ≤1 menunjukkan bahwa pekerja proyek tidak akan mengalami efek merugikan kesehatan sebagai akibat dari pajanan berisiko.