HUBUNGAN PEMBATASAN SOSIAL DAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH SELAMA PANDEMI COVID-19 DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ANGKATAN 2020

Pada akhir tahun 2019, ditemukan sebuah wabah penyakit yang berasal dari Wuhan, China. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang utamanya menyerang organ sistem pernapasan. Dalam rangka membatasi penyebaran virus tersebut, para pemimpin negara menetapkan kebijakan baru seperti pembatasan sosial dan pemberlakuan kebiasaan baru yang dikenal dengan istilah new normal. Pembatasan sosial dan pembelajaran jarak jauh yang diterapkan selama pandemi COVID-19 membuat mahasiswa merasakan keterbatasan interaksi sosial secara langsung dan berdampak pada kesehatan mentalnya.
Tujuan : Untuk mengidentifikasi hubungan pembatasan sosial dan pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19 terhadap tingkat depresi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2020.
Metode : Observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner DASS-42, LSNS-6, dan kuesioner dari Stanković et al dengan penilaian menggunakan skala likert. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada bulan Maret-April 2021.
Hasil : Pada analisis data menggunakan uji korelasi spearman didapatkan signifikansi sebesar 0,043 dan koefisien korelasi sebesar -0,294 untuk hubungan antara dampak pembatasan sosial dengan tingkat depresi serta signifikansi 0,000 dan koefisien korelasi -0,138 untuk hubungan antara persepsi terhadap pembelajaran jarak jauh dengan tingkat depresi.
Kesimpulan : terdapat hubungan antara pembatasan sosial dan pembelajaran jarak jauh terhadap tingkat depresi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2020.