PERAN RADIKAL BEBAS (MALONDIALDEHID) SEBAGAI BIOMARKER RENJATAN PADA DEMAM BERDARAH DENGUE


MEGASARI, IRA (2020) PERAN RADIKAL BEBAS (MALONDIALDEHID) SEBAGAI BIOMARKER RENJATAN PADA DEMAM BERDARAH DENGUE. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C110213209_tesis_23-10-2020_Hal_Judul1.jpg

Download (322kB) | Preview
[thumbnail of BAB I & II] Text (BAB I & II)
C110213209_tesis_23-10-2020_1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
C110213209_tesis_23-10-2020_Daftar_Pustaka_dan_Lamp..pdf

Download (149kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C110213209_tesis_23-10-2020 ... ok.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang. Walaupun telah banyak kemajuan dalam pengelolaan demam berdarah dengue (DBD), namun angka kesakitan dan kematian masih tinggi yang disebabkan renjatan dan perdarahan. Pada infeksi virus dengue, diproduksi ROS sebagai akibat dari pelepasan sitokin proinflamasi. ROS menyebabkan peroksidasi lipid membran sel dengan salah satu hasil akhir adalah molekul malondialdehid (MDA). Kadar MDA yang tinggi menunjukkan telah terjadi gangguan status antioksidan dalam plasma sehingga dapat dijadikan biomarker renjatan pada DBD.
Objektif. Untuk membandingkan kadar malondialdehid pada DBD tanpa renjatan (DBD-TR) dan DBD dengan renjatan (DBD-R) dan menilai kadar MDA yang dapat dijadikan biomarker renjatan.
Metode. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, rumah sakit jejaring, dan puskesmas rawat inap di kota Makassar, mulai bulan April 2019 sampai Februari 2020. Populasi penelitian adalah pasien berumur 1 bulan sampai 18 tahun dengan diagnosis klinis DBD ringan (DBD-TR) dan DBD berat (DBD-R). Sebanyak 73 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu DBD-TR dan DBD-R, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah vena untuk pemeriksaan kadar malondialdehid. Analisis data menggunakan SPSS.
Hasil. Dari 73 sampel terdiri atas 56 pasien DBD-TR (76,7%) dan 17 pasien DBD-R (23,3%). Tidak terdapat perbedaan bermakna berdasarkan distribusi jenis kelamin, status gizi, dan usia antara kelompok DBD-TR dan DBD-R. Nilai rata-rata kadar MDA pada kelompok DBD-TR yaitu 2,46 nmol/ml dan rentangan 0,86 sampai 15,51 nmol/ml dan nilai rata-rata kadar MDA pada kelompok DBD-R yaitu 8,97 nmol/ml dengan rentangan 1,14 sampai 35,55 nmol/ml. Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kadar MDA pasien DBD-TR dan DBD-R dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Nilai cutt-off point kadar
14
MDA < 2,18 nmol/ml memiliki nilai diagnostik untuk menunjukkan bahwa DBD belum renjatan dengan nilai prediksi negatif 86,4%, OR 0,258 IK 95% (0,08-0,8).
Kesimpulan. Nilai rerata kadar MDA pada kelompok DBD-R dan kelompok DBD-TR sama-sama meningkat. Pada penelitian ini, nilai MDA < 2,18 nmol/ml dapat dijadikan sebagai biomarker tidak renjatan pada DBD.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RA Public aspects of medicine
R Medicine > RC Internal medicine
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS - Mikrobiologi Klinik
Depositing User: wahyuni aras
Date Deposited: 10 Dec 2020 14:55
Last Modified: 06 Nov 2024 04:48
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/930

Actions (login required)

View Item
View Item