AINUN ZALSABILA, AINUN ZALSABILA (2020) ANALISIS KOMPONEN ZAT EKSTRAKTIF POLAR DAN NONPOLAR KAYU NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
M11116326_skripsi_23-10-2020(FILEminimizer)_Hal_Judul1.jpg
Download (416kB) | Preview
M11116326_skripsi_23-10-2020(FILEminimizer)_1-2.pdf
Download (699kB)
M11116326_skripsi_23-10-2020(FILEminimizer)_Daftar Pustaka dan Lamp..pdf
Download (770kB)
M11116326_skripsi_23-10-2020(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan memiliki potensi cukup besar. Walau demikian dalam pemanfaatan kayunya, kayu nyamplung masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat hanya menjadikan kayu ini sebagai kayu bakar. Untuk memaksimalkan pemanfaatan kayu nyamplung, maka perlu dikaji mengenai potensi lain yang dimiliki oleh kayu nyamplung yaitu zat ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan salah satu komponen kimia yang memegang peranan penting dalam pemanfaatan suatu jenis kayu. Berdasarkan polaritasnya, zat ekstraktif terbagi menjadi dua golongan yaitu polar dan nonpolar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar zat ekstraktif polar dan nonpolar pada kayu nyamplung. Ekstraksi dilakukan secara berurutan dari n-heksana kemudian metanol 90% masing-masing tiga kali pengulangan selama tiga hari. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh difraksinasi. Ekstrak n-heksana difraksinasi dengan menggunakan aseton dan Na2CO3 10% untuk memperoleh fraksi aseton, fraksi berair, dan residu. Berikutnya ekstrak metanol difraksinasi dengan menggunakan pelarut aseton dan butanol untuk mendapakan fraksi aseton, butanol, dan residu. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengetahui kadar tanin, polifenol, dan flavonoid yang dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Hasil yang diperoleh kayu nyamplung memiliki kadar zat ekstraktif total 2,72%, terdiri atas 2,30% polar dan 0,42% nonpolar. Zat ekstraktif kayu nyamplung didominasi oleh zat ekstraktif yang bersifat polar. Fraksinasi ekstrak n-heksana menghasilkan fraksi aseton 70,21% dan residu 26,11%. Adapun fraksinasi ekstrak metanol menghasilkan fraksi aseton yang lebih tinggi dibandingkan fraksi butanol dan residu dengan masing-masing fraksi aseton 40,33%, butanol 24,00%, dan residu 32,15%. Selanjutnya hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa zat ekstraktif kayu nyamplung mengandung komponen senyawa fenolik yang didominasi senyawa tanin (38,51%), kemudian disusul flavonoid (24,86%) dan polifenol (19,05%).
Kata kunci: Nyamplung, ekstraksi, polar, nonpolar, tanin, flavonoid, polifenol
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SD Forestry |
Depositing User: | sangiasseri abubakar |
Date Deposited: | 10 Dec 2020 12:15 |
Last Modified: | 07 Nov 2024 06:24 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/866 |