UJI OSMOLARITAS SALIVA METODE POINT-OF-CARE UNTUK PENGUKURAN DERAJAT DEHIDRASI PADA ANAK DENGAN DIARE


Nurdin, Muh Abdi Nurdin (2020) UJI OSMOLARITAS SALIVA METODE POINT-OF-CARE UNTUK PENGUKURAN DERAJAT DEHIDRASI PADA ANAK DENGAN DIARE. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C011171380_skripsi cover.jpg

Download (226kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1 & 2] Text (Bab 1 & 2)
C011171380_skripsi cover-bab2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C011171380_skripsi dapus-lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
C011171380_skripsi dapus-lampiran.pdf

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Diare di Indonesia, merupakan salah satu masalah kesehatan umum yang morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi Insiden diare di negara berkembang termasuk Indonesia masih sangat tinggi. Menurut riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh kementerian kesehatan republik Indonesia, diare masih merupakan 10 besar penyakit dengan insiden tertinggi di Indonesia, dengan penyebaran di 34 provinsi dan data 5 besar provinsi dengan insiden tertinggi antara lain papua, sulawesi selatan, aceh, sulawesi barat dan sulawesi tengah. Hal yang menyebabkan tingginya tingkat kematian pada diare adalah komplikasi berupa dehidrasi. Dimana apabila tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan syok hipovolemik yang akhirnya akan menyebabkan kematian. Sehingga penegakan diagnosis untuk menilai derajat dehidrasi pada pasien diare ini dianggap sangat penting. Ada 7 indikator atau parameter yang dapat digunakan untuk mendeteksi derajat dehidrasi diantaranya yaitu pemeriksaan fisik WHO Scale, warna urin, berat jenis urin, osmolaritas urin, eletrolit darah, osmolaritas plasma dan osmolaritas saliva. Di Indonesia sendiri, terdapat kriteria penentuan derajat dehidrasi berdasarkan kriteria WHO. Namun penilaiannya masih sangat subyektif sehingga diperlukan suatu alat ukur yang akurat, murah, lebih cepat dengan keakuratan setara dengan pemeriksaan laboratorium sehingga bisa menghemat waktu penegakan diagnosis dan juga mudah dikerjakan sebagai alat diagnostik yang objektif mendampingi pemeriksaan gejala klinis tersebut. Selain itu, pasien anak yang kurang kooperatif menyebabkan perkembangan pemeriksaan berbasis Point of Care Testing (POCT) menjadi berkembang disebabkan tuntutan adanya sebuah alat diagnostik yang bersifat non-invasive. Salah satu perkembangan alat diagnostik point-of-care ini ialah pemeriksaan osmolaritas saliva dimana pemeriksaan ini telah memanfaatkan teknologi sensor biometrik dimana pengukuran dilakukan hanya dalam beberapa detik dengan menempelkan strip sensor sekali pakai pada lidah atau sampel saliva yang dikumpulkan. Hasilnya akan ditampilkan pada perangkat dan dapat dicatat menggunakan ponsel atau tablet yang telah dipasangkan. Penelitian ini akan menilai bagaimana peran klinis dari uji osmolaritas saliva point-of-care dalam assessment dehidrasi.
Tujuan: Menilai peran uji osmolaritas saliva metode point-of-care untuk mengukur status hidrasi pada anak yang menderita diare.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik klinis dengan menggunakan desain cross sectional study, teknik pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan selama Tiga bulan yang dimulai dari Desember 2019 hingga Februari 2020.
Hasil: Total sampel yang dianalisis pada penelitian ini ialah sebanyak 60 sampel anak diare dengan rincian sampel pasien diare anak yang didapatkan selama penelitian ini berlangsung ialah sebanyak 24 anak. Penelitian sebelumnya oleh Nur Faidah (2019) sudah mendapatkan 36 sampel anak diare yang akhirnya digabungkan dengan jumlah sampel yang didapatkan pada penelitian ini. Data menunjukkan karakteristik sampel pasien diare berdasarkan umur dan jenis kelamin, dimana perbandingan jumlah sampel antara jenis kelamin Laki-laki dan jenis kelamin perempuan adalah 1:0,93. Jumlah sampel yang paling banyak menurut kelompok umur adalah pada kelompok umur ≤ 5 tahun dengan persentase 73,3%. Dari 2 kelompok sampel yaitu kelompok diare tanpa dehidrasi dan kelompok diare dengan dehidrasi didapatkan masing-masing kelompok tersebut memiliki perbedaan nilai osmolaritas saliva yang signifikan. Pada kelimpok diare tanpa dehidrasi didapatkan rata-rata osmolaritas saliva adalah 64,65 ± 23,85, sedangkan pada kelompok diare dengan dehidrasi didapatkan peningkatan dengan nilai 104,4 ± 31,14. Selanjutnya ditentukan cutoff optimal untuk penentuan hidrasi menggunakan kurva ROC. Sebagai indikator dehidrasi, didapatkan area dibawah kurva (Area under the Curve) adalah 0,8343 dan cutoff optimal menggunakan nilai osmolaritas saliva adalah 88,5 mOsm, yang menghasilkan sensitivitas 65% dan spesitifitas 87% sesuai dengan kurva.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara osmolaritas saliva pada anak diare tanpa dehidrasi dan anak diare dengan dehidrasi berdasarkan pemeriksaan fisik WHO Scale dengan p value <0,0001. Dan Osmolaritas saliva dapat digunakan untuk menentukan status hidrasi pada anak dengan diare dengan tingkat sensitivitas 65% dan spesifitas 87% dengan menggunakan pemeriksaan fisik WHO Scale sebagai gold standard.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine
Depositing User: Unnamed user with username fanny
Date Deposited: 10 Dec 2020 11:41
Last Modified: 06 Nov 2024 04:50
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/828

Actions (login required)

View Item
View Item