KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP PASIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT PUSAT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO, JAKARTA PADA TAHUN 2008 - 2012

ABSTRAK
Bagian IKM & IKK
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Dimas Agung (C11108293)
“KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP PASIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT
PUSAT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO, JAKARTA PADA TAHUN 2008 –
2012”
Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
atau penyakit yang terjadi ketika sistem imun seseorang rusak oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Sindrom ini ditandai dengan adanya infeksi oportunistik ataupun
keganasan yang berakibat fatal. Munculnya sindrom ini berkaitan erat dengan berkurangnya
kekebalan tubuh yang prosesnya tidak terjadi dengan seketika melainkan sekitar 5-10 tahun
setelah seseorang terinfeksi HIV. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
merupakan rumah sakit vertikal tipe B non pendidikan yang berada di bawah Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Rumah sakit ini terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara. Adapun
alasan memilih Rumah Sakit Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah karena rumah sakit tersebut
termasuk salah satu rumah sakit yang menangani pasien HIV/AIDS baik dari masalah VCT,
diagnosis, dan pengobatan. Rumah sakit tersebut juga merupakan rumah sakit pusat rujukan
penyakit infeksi di Jakarta.
Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder.
Kriteria kasus pada penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS. Sedangkan kriteria kontrol pada
penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS yang dirawat inap. Penarikan sampel untuk kasus dan
kontrol dilakukan dengan teknik total sampling.
Hasil Jumlah terbanyak berasal dari kelompok usia produktif (20-39 tahun). Penderita
laki-laki lebih banyak dari perempuan. Penderita HIV/AIDS paling banyak berdomisili di DKI
Jakarta. Penderita paling banyak berasal dari kelompok masyarakat yang tidak bekerja. Cara
penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seksual heteroseksual. Penderita HIV/AIDS
kebanyakan berobat setelah kadar CD4 di bawah 100.