Rasiha, Rasiha (2020) Pretomanid Sebagai Obat Anti-Tuberkulosis: Sebuah Studi Kajian Sistematis. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C011171019_skripsi cover.jpg
Download (246kB) | Preview
C011171019_skripsi cover-bab2.pdf
Download (969kB)
C011171019_skripsi dapus-lampiran.pdf
Download (348kB)
C011171019_skripsi.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Sekitar 10 juta penduduk di seluruh dunia menderita penyakit tuberkulosis (TB) dan dan 1,5 juta di antaranya meninggal akibat penyakit tersebut. Regimen oral dengan durasi pengobatan yang lebih singkat, efektif, dan dapat ditoleransi daripada regimen yang telah ada saat ini adalah hal yang sangat diperlukan untuk mengatasi epidemi TB, baik pada drug-susceptible TB, MDR-TB serta XDR-TB. Pada bulan Agustus tahun 2019, US Food and Drug Administration (FDA) menyetujui pretomanid sebagai obat anti TB. Namun, data terkait efektifitas dan keamanan dari regimen yang mengandung pretomanid masih sangat dibutuhkan.
Metode: Pada ulasan kajian sistematis ini,dilakukan pencarian studi randomized controlled study (RCT) atau cohort pada beberapa database; Pubmed; NIH Clinical Trial. Kami menginklusi studi dengan partisipan penderita TB/MDR-TB/XDR-TB yang mendapatkan pengobatan pretomanid serta melaporkan luaran studi berupa laporan efektivitas dan keamanan.
Tujuan: untuk menilai efektivitas dan keamanan pretomanid sebagai intervensi dalam pengobatan pasien tuberkulosis.
Hasil: Dari 206 studi yang diseleksi, diperoleh 6 studi yang memenuhi kriteria inklusi dan memberikan gambaran efektifitas pretomanid melalui aktivitas bakterisid dan keamanan dengan adverse event (AE) yang muncul pada penderita tuberkulosis. Aktivitas bakterisid regimen yang mengandung pretomanid memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan regimen tanpa pretomanid. AE yang muncul umumnya berupa efek yang ringan-sedang. Namun, terdapat juga efek yang berat seperti hemoptisis dan peningkatan enzim hati ALT grade 4.
Simpulan: Pretomanid memiliki akitivitas bakterisid yang efektif pada dosis 200 mg/hari. Namun, efek samping sering terjadi, utamanya kenaikan enzim hati dan efek gastrointestinal.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine |
Depositing User: | Unnamed user with username fanny |
Date Deposited: | 10 Dec 2020 11:38 |
Last Modified: | 10 Dec 2020 11:38 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/817 |