SAHAJUDDIN, SAHAJUDDIN (2008) KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI GARAM DI ARUNGKEKE: DALAM PRESPEKTIF SEJARAH 1950-1985. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
sahajuddin-458-1-ps0467 cover1.jpg
Download (247kB) | Preview
sahajuddin-458-1-ps0467 1-2.pdf
Download (136kB)
sahajuddin-458-1-ps0467 dapus.pdf
Download (27kB)
sahajuddin-458-1-ps0467.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (517kB)
Abstract (Abstrak)
ABSTRAK
Tujuan: bertujuan mengetahui proses awal pertanian garam di Arungkeke, mengetahui pola-pola hubungan dalam pertanian garam kaitannya dengan kehidupan sosial budaya dan ekonomi, serta ingin mengetahui perubahan dan kontribusi pertanian garam dalam kualitas hidup petani garam selama periode tahun 1950 sampai 1985.
Metode: metode yang dipergunakan adalah metode sejarah kritis, yaitu dengan tahap-tahap: proses pengumpulan sumber atau proses heuristic, melakukan kritik sumber dengan dua hal (kritik eksteren yang menyangkut keabsahan sumber dan kritik interen yang menyangkut bisa tidaknya sumber dipercaya), interpretasi sumber dan yang terakhir adalah historiografi dalam bentuk cerita.
Isi: Arungkeke dikenal sebagai salah satu kerajaan pantai yang berdiri sendiri sekitar abad XVII, baik secara social, kultural maupun politik. Sehingga memungkinkan dilakukannya pertanian garam karena dianggap fungsional terhadap kehidupan mereka. Hubungan yang terjadi pada petani garam seperti pemilik empang, penggarap, buruh, dan pedagang garam. Adapun dasar-dasar terjadinya hubungan kerja sama adalah: Punggawa sawi, Tesang, Sima, dan Ta’gala. Produksi garam antara tahun 1950-an sampai pada tahun 1960-an masih sangat terbatas. Tahun 1970-an sampai tahun 1980-an terjadi perubahan dalam berbagai segi karena pada periode ini dikeluarkan kebijaksanaan pemerintah berkaitan dengan garam yang berimbas dalam kegiatan produksi sampai kepada pemasaran dan kualitas hidup petani. Perubahan juga dapat dilihat pada tempat pengkristalan, pemilikan empang dan pemilikan petak penggaraman, luas penggaraman, alat-alat produksi garam, sistem produksi, lamanya pengjemuran, kualitas garam, harga garam, sistem pemasaran sampai pada perubahan kualitas hidup para petani garam yang berlangsung sejak tahun 1950-an sampai tahun 1980-an, serta perubahan yang berkaitan dengan kontak dagang dari luar seperti Kalimantan, Nusatenggara, Jawa dan lain-lain sebagai akibat transportasi dan infrastruktur semakin baik. Pemilik empang dan pedagang garam memiliki posisi yang lebih baik dari pada petani garam penggarap patesang dan pacarancang yang kebanyakan berada pada posisi miskin dan sering mengutang.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Depositing User: | Kamaluddin |
Date Deposited: | 15 Oct 2021 01:12 |
Last Modified: | 15 Oct 2021 01:12 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/7462 |