DINAMIKA GRATITUDE DAN SELF ACCEPTANCE PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI MAKASSAR DALAM MEMUTUSKAN UNTUK MENJADI PENDAMPING SEBAYA

ABSTRAK
ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) cenderung mengalami respon negatif ketika mengetahui status. Hal tersebut dikarenakan AIDS merupakan penyakit yang mudah mendapat stigma negatif dari masyarakat. Selain itu, AIDS juga membuat penderitanya perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam menjalani berbagai perubahan dalam kehidupan, sehingga menimbulkan tekanan pada ODHA. Ketika hal ini dihadapi sendiri, tentunya akan berdampak pada kondisi psikologis yang menurun bahkan munculnya keinginan untuk bunuh diri. Namun, terdapat pula ODHA yang bergabung dengan KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) yang kemudian memberikan berbagai perubahan positif dalam diri ODHA. Dengan adanya KDS, mereka dapat menerima keadaannya dan mulai berpikir tentang hal-hal yang dapat dikontribusikan bagi kehidupan orang lain. Hal ini merupakan bentuk pemenuhan self acceptance. Dengan adanya self acceptance, ODHA juga bisa membangun pandangan yang lebih positif tentang kehidupan yang merupakan bentuk pemenuhan indikator gratitude.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara semiterstruktur. Penelitian ini melibatkan 6 orang subjek yang merupakan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang telah menjadi pendamping sebaya di Makassar. Hasil penelitian menemukan bahwa KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) berperan penting dalam mendampingi ODHA menghadapi berbagai perubahan dalam hidupnya. KDS kemudian membantu ODHA untuk mampu menerima diri (self acceptance) sehingga bisa timbul adanya perasaan bersyukur (gratitude) dalam memandang kehidupannya.