PENGARUH PENAMBAHAN SEL PUNCA DAN CONDITIONED MEDIUM DALAM KARBONAT APATIT TERHADAP EKSPRESI m-RNA GEN VEGF, KADAR VEGF SERUM DAN KECEPATAN PENUTUPAN DEFEK TULANG KEPALA TIKUS

Maximillian Christian Oley. Pengaruh penambahan Sel Punca dan Conditioned Medium dalam Karbonat Apatit terhadap ekspresi mRNA Gen VEGF, kadar VEGF Serum dan kecepatan penutupan defek tulang kepala tikus. (dibimbing oleh Andi Asadul Islam, Mochamad Hatta dan Marhaen Hardjo)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Membuktikan pengaruh penambahan Sel Punca dan Conditioned Medium dalam Karbonat Apatit terhadap ekspresi mRNA gen VEGF, kadar VEGF Serum dan kecepatan penutupan defek tulang kepala tikus, disamping itu ada tujuan khusus: 1) Membuktikan kecepatan penutupan defek tulang kepala tikus menggunakan peranca karbonat apatit lebih cepat pada yang diberikan sel punca dan conditioned medium dibanding pada kelompok perlakuan lainnya. 2) Membuktikan ekspresi mRNA VEGF lebih tinggi pada yang diberikan sel Punca dan Conditioned medium dibanding pada kelompok perlakuan lainnya. 3) Membuktikan kadar VEGF serum lebih tinggi pada yang diberikan sel punca dan conditioned medium dibanding pada kelompok perlakuan lainnya. 4) Membuktikan adanya korelasi antara meningkatnya ekspresi mRNA VEGF dan kadar VEGF serum dan meningkatnya kecepatan penutupan defek tulang kepala tikus
Desain penelitian ini menggunakan Randomized Posttest only Control Group Design. Subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan perlakuan. Subyek penelitian Defek Tulang Kepala yang memenuhi kriteria sampel penelitian dibagi 9 (Sembilan) kelompok. Kelompok pertama sebagai kelompok kontrol tanpa perlakuan untuk diambil sampel darah. Kelompok lainnya dibagi 4 (empat) kelompok, diberikan perlakuan penambahan NaCL 0,9%, Sel Punca, Conditioned Medium dan Sel Punca dan Conditioned Medium. Masing-masing kelompok tersebut diberikan lempengan scaffold karbonat apatit A dan B. Scaffold A adalah lempengan karbonat apatit yang tidak berpori, sedangkan scaffold B adalah lempeng Karbonat Apatit yang berpori. Di ambil sampel darah untuk pengukuran kadar VEGF serum dan ekspresi mRNA gen VEGF saat sesudah diberikan perlakuan. Kedua kelompok memperoleh tindakan pengobatan dan perawatan yang sama.
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil, pada pengamatan histologis proses osifikasi sempurna pada pemberian perancah Karbonat Apatit B (yang berpori-pori) beserta penambahan sel Punca dan Conditioned Medium yang mencapai 80%-100% baik pengamatan waktu 4 minggu maupun 8 minggu. Pada pemeriksaan penanda biologis, didapatkan kadar VEGF serum dan konsentrasi ekspresi mRNA VEGF lebih tinggi pada kelompok kelompok perlakuan yang diberikan sel punca dan kelompok sel punca + conditioned medium. Pada analisa statistik ditunjukkan hubungan linier antara konsentrasi ekspresi mRNA VEGF dengan kadar VEGF serum. Semakin tinggi ekspresi mRNA VEGF, semakin tinggi kadar VEGF serum dengan konstribusi ekspresi mRNA VEGF terhadap kadar VEGF serum dengan determinan (R2) sebesar 0,972 atau 97,2%. Artinya, kontribusi ekspresi mRNA sebesar 97,2% terhadap kadar VEGF serum.
Kata kunci: defek tulang kepala, sel punca, karbonat Apatit, VEGF serum, ekspresi mRNA VEGF