RODDU, AJENG KURNIATI (2021) SINTESIS NANOPARTIKEL EMAS DAN PERAK MENGGUNAKAN BIOREDUKTOR EKSTRAK DAUN OKRA (ABELMOSCHUS ESCULENTUS (L.) MOENCH) DAN APLIKASINYA DALAM DESAIN SENSOR GULA DARAH = SYNTHESIS OF GOLD AND SILVER NANOPARTICLES USING BIOREDUCING AGENT OF OKRA (ABELMOSCHUS ESCULENTUS (L.) MOENCH) LEAF EXTRACT AND ITS APPLICATION IN BLOOD SUGAR SENSOR DESIGN. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
H013171001_disertasi COVER1.png
Download (141kB) | Preview
H013171001_disertasi 1-2.pdf
Download (1MB)
H013171001_disertasi DP.pdf
Download (1MB)
H013171001_disertasi.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Ajeng Kurniati Roddu, Sintesis Nanopartikel Emas dan Perak Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Daun Okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) dan Aplikasinya dalam Desain Sensor Gula Darah (dibimbing oleh Abd. Wahid Wahab, Ahyar Ahmad, dan Paulina Taba).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain sensor gula darah berbasis nanopartikel emas dan perak yang dihasilkan melalui reduksi ion logam dengan menggunakan ekstrak daun okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench). Reaksi biosintesis nanopartikel emas dan perak dilakukan dengan mencampurkan ekstrak daun Abelmoschus esculentus dengan AgNO3 dan AuHCl4. Nanopartikel emas dan perak yang diperoleh dianalisis menggunakan UV-Vis, FT-IR, PSA, XRD dan TEM. Selanjutnya, perancangan dan tes nanosensor glukosa darah dilakukan. Pembentukan nanopartikel ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi ungu untuk emas, dan dari kekuningan menjadi coklat kekuningan dan akhirnya menjadi coklat untuk perak. Spektrum UV-Vis menunjukkan bahwa nanopartikel emas terbaik dihasilkan pada waktu inkubasi 3 hari dengan energi celah pita 1,969 eV. Nanopartikel perak terbaik dihasilkan pada waktu inkubasi 6 hari dengan energi celah pita 2,096 eV. Spektrum FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi -H, -CH3, -CHO, -C=C, dan -C-N. Hasil PSA dan TEM menunjukkan bahwa nanopartikel emas berbentuk kubus dengan ukuran kurang dari 50 nm, sedangkan nanopartikel perak berbentuk bola dengan ukuran kurang dari 100 nm. Berdasarkan analisis XRD, emas dan perak yang dihasilkan adalah nanopartikel dengan orientasi struktur yang beragam. Sensor nanopartikel emas menunjukkan linieritas (R2 = 0,9461) pada rentang konsentrasi 0,5 – 7 M dengan batas deteksi pada konsentrasi 5,78 mM dan sensivitas sensor 0,65 mM-1. mm-2. Sensor nanopartikel perak menunjukkan linieritas (R2 = 0,9494) pada rentang konsentrasi 0,5 – 8 mM dengan batas deteksi pada konsentrasi 1,68 mM dan sensivitas sensor 3,27 mM-1. mm-2. Kadar glukosa yang terdapat dalam sampel darah yang terukur oleh sensor nanopartikel emas adalah 80,386 mg/dL dengan selisih pengukuran 0,62% jika dibandingkan dengan alat Automated Analyzed Clinical Chemistry. Kadar glukosa dalam sampel darah yang terukur oleh sensor nanopartikel perak adalah 93,05 mg/dL dengan selisih pengukuran 1,95% jika dibandingkan dengan alat Automated Analyzed Clinical Chemistry. Hasil menunjukkan bahwa nanopartikel emas dan perak berpotensi untuk digunakan sebagai sensor gula darah.
Kata kunci: sintesis, nanopartikel emas, nanopartikel perak, Abelmoschus esculentus, sensor gula darah
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 16 Aug 2021 00:17 |
Last Modified: | 16 Aug 2021 00:17 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/5404 |