NILAI SIRI’ NA PESSE’ PADA KELUARGA SINGLE PARENT (Studi Kasus Komunikasi Keluarga Single Parent dalam Pengasuhan Anak di Kota Makassar)

Nilai Siri’ Na Pesse’ Pada Keluarga Single Parent (Studi Kasus Komunikasi Keluarga Single Parent dalam Pengasuhan Anak di Kota Makassar). Tim Promotor: Jenny Ratna Suminar (Ketua Promotor), Ahmad Gimmy Prathama Siswadi, dan Yanti Setianti.
Keluarga bahagia yang terdiri dari ayah, ibu serta anak-anak yang sukses merupakan impian setiap manusia. Sementara dalam lingkungan bermasyarakat, terdapat keluarga single parent (orang tua tunggal) yang harus menghidupi dan mengasuh anak-anaknya hingga mandiri. Pola pengasuhan yang tepat dapat menjadikan anak-anak sukses meskipun dalam kondisi apapun. Pola pengasuhan yang merupakan pola asuh turun temurun di Kota Makassar dikenal dengan nama siri’ na pesse. Falsafah tersebut merupakan merupakan nilai dwi tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Siri’ na pesse secara umum diartikan sebagai martabat atau harga diri, namun bila diartika satu persatu siri’ berarti malu dan pesse berarti empati. Pada masa sekarang, nilai siri’ na pesse terjadi pergeseran makna dimana banyak yang melakukan perilaku buruk dengan beralasan siri’ na pesse adalah landasannya.
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengelaborasikan nilai siri’ na pesse dalam keluarga single parent sebagai landasan dalam pengasuhan anak 2). Untuk menganalisis nilai siri’ na pesse dalam keluarga single parent sebagai landasan dalam menyukseskan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana sebagai suatu cara untuk mendalami dan mempelajari realitas yang terjadi pada keluarga single parent yang menjadikan nilai siri’ na pesse sebagai pola pengasuhannya. Bergesernya nilai siri’ na pesse di Kota Makassar menjadikan banyak anak muda yang melakukan perbuatan buruk yang meresahkan masyarakat.
Peneliti melihat secara mendalam tentang pola pengasuhan keluarga single parent dalam menyukseskan anak-anaknya di Kota Makassar. Hasil menunjukkan bahwa single parent menjadikan nilai siri’ na pesse sebagai pola pengasuhan dalam keluarganya karena selain ia ingin mempertahankan dan menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam siri’ na pesse. Selanjutnya ia menerapkan nilai-nilai tersebut sebagai pola pengasuhan dalam bentuk outoritatif. Tujuan iterapkannya nilai-nilai tersebut adalah untuk menjadikan anaknya sukses. Sukses di mata Tuhan (tau sipakau) dan sukses di mata masyarakat atau menjadi to sugi (kaya).