PURBA, SELVI OKTAVIANA (2019) KORELASI ANTARA DEVIASI SEPTUM NASI DENGAN UKURAN FOSSA OLFAKTORIUS DAN CRISTA GALLI PADA PASIEN YANG MENJALANI PEMERIKSAAN COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN SINUS PARANASALIS = CORRELATION BETWEEN NASAL SEPTAL DEVIATION WITH THE SIZE OF OLFACTORY FOSSA AND CRISTA GALLI ON PATIENTS UNDERGOING COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN EXAMINATION OF PARANASALIS SINUS. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
19_C112214210_Tesis_Cover1.jpg
Download (403kB) | Preview
19_C112214210_Tesis(FILEminimizer)..ok 1-2.pdf
Download (2MB)
19_C112214210_Tesis(FILEminimizer)..ok dapus-lam.pdf
Download (659kB)
19_C112214210_Tesis(FILEminimizer)..ok.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
SELVI OKTAVIANA PURBA. Korelasi antara Deviasi Septum Nasi dengan Ukuran Fossa Olfaktorius dan Crista Galli pada Pasien yang Menjalani Pemeriksaan Computed Tomography Scan Sinus Paranasalis (dibimbing oleh Muhammad Ilyas dan Nikmatia Latief)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara deviasi septum nasi dengan ukuran fossa olfaktorius dan crista galli pada pasien yang menjalani pemeriksaan CT Scan Sinus Paranasalis.
Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif terhadap 104 penderita deviasi septum nasi yang dilakukan pemeriksaan CT scan sinus paranasalis di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan RS Mitra Husada Makassar selama periode bulan Desember 2018 – Februari 2019. Peneliti mengukur dan menentukan korelasi antara derajat dan arah deviasi septum nasi, ukuran fossa olfaktorius berdasarkan klasifikasi Keros dan crista galli. Data dianalisis dengan menggunakan statistik melalui uji diagnostik Spearmen, Pearson, Chi-Square dan Uji T-Test
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna (p<0.05) dengan kekuatan korelasi lemah antara besar sudut deviasi septum nasi dengan ukuran crista galli. Terdapat korelasi yang bermakna (p<0.05) dengan kekuatan korelasi sangat lemah hingga lemah antara besar sudut deviasi septum nasi dengan jarak crista galli dan lamella lateral bilateral. Keros tipe 2 Fossa olfaktorius paling banyak ditemukan, baik ipsilateral maupun kontralateral deviasi septum nasi (p>0.05). CT Scan merupakan parameter yang membantu dalam mendiagnosis dan memberikan informasi kepada ahli bedah THT-KL tentang variasi anatomi dan kelainan sinus paranasalis dalam rangka menurunkan komplikasi atau morbiditas dan mortalitas akibat tindakan bedah sinus endoskopi fungsional (FESS).
Kata kunci : CT, deviasi septum nasi, fossa olfaktorius, crista galli, klasifikasi Keros
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 13 Jul 2021 02:03 |
Last Modified: | 13 Jul 2021 02:03 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/4993 |