Rosjayani, Annisa Pratiwi (2025) Stigma Terkait Perselingkuhan Dalam Perspektif Pelakor = Stigma Related to Infidelity from the Perspective of Homewreckers. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/49519/1.hassmallThumbnailVersion/E042221006-Pqm852Ub9sQxDlt7-20250130152127.jpg)

E042221006-Pqm852Ub9sQxDlt7-20250130152127.jpg
Download (271kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221006-1-2.pdf
Download (422kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221006-dp.pdf
Download (62kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221006-full.pdf
Restricted to Repository staff only until 6 January 2027.
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat dua istilah terkait perselingkuhan, yaitu pelakor (perebut laki orang) dan pebinor (perebut bini orang). Namun, istilah pelakor lebih populer dibandingkan pebinor, baik dalam kehidupan nyata maupun di media sosial. Hal yang sama berlaku untuk stigma. Stigma terhadap pelakor lebih sering dibahas dibandingkan stigma terhadap pebinor. Meskipun literatur yang ada tentang perselingkuhan lebih banyak menyoroti stigma terhadap pelakor di media sosial, sedikit (jika ada) kajian yang membahas stigma terhadap pelakor dari sudut pandang pelakor itu sendiri. Tesis ini mengisi kesenjangan tersebut. Penelitian kualitatif ini dilakukan di Makassar dengan melibatkan lima orang pelakor sebagai partisipan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan perempuan merebut suami orang yaitu dengan adanya kebutuhan seks akan tetapi adapun alasan-alasan lain meliputi kebutuhan ekonomi, frekuensi pertemuan, dan cinta lama bersemi kembali (CLBK). Proses menjadi pelakor sering kali dimulai melalui media sosial, interaksi di tempat kerja, atau perkenalan dari teman. Dalam perspektif pelakor, stigma yang mereka terima meliputi label seperti perempuan tidak tahu diri, perempuan murahan, cinta buta, dan perempuan amoral, yang mencerminkan persepsi negatif masyarakat terhadap pelakor. Namun, pelakor merespons stigma ini dengan berbagai cara, mulai dari merasa malu dan ingin memperbaiki diri, hingga bersikap cuek terhadap penilaian sosial, yang mencerminkan otonomi pribadi mereka atas pilihan hidupnya. Tesis ini berpendapat bahwa meskipun pelakor menyadari bahwa mereka distigmatisasi dan merusak rumah tangga orang lain, tidak ada yang langsung mengakhiri hubungan tersebut. Bahkan, pelakor cenderung "menikmati" hubungan gelap tersebut dan tidak peduli dengan pendapat orang lain.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stigma, pelakor, perselingkuhan, perspektif, dan perebut laki orang |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | - Nurhasnah |
Date Deposited: | 17 Sep 2025 02:13 |
Last Modified: | 17 Sep 2025 02:13 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/49519 |