AL FAJRI, MUHAMMAD FARIS (2024) Pseudo-Subterranean Values: Tinjauan Antropologis Tentang Anarkisme Dalam Cultural Studies Di Kalangan Anak Punk Kota Jakarta Timur. = Pseudo-Subterranean Values: An Anthropological Review of Anarchism in Cultural Studies Among Punk kids in East Jakarta. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/49517/1.hassmallThumbnailVersion/E071201058-Cover.jpg)

E071201058-Cover.jpg
Download (71kB) | Preview
![[thumbnail of Bab1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
E071201058-1-2(FILEminimizer).pdf
Download (433kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
E071201058-dp(FILEminimizer).pdf
Download (122kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
E071201058-full(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 16 September 2027.
Download (617kB)
Abstract (Abstrak)
Muhammad Faris Al Fajri (E071201058). Pseudo-Subterranean Values: Tinjauan Antropologis Tentang Anarkisme Dalam Cultural Studies Di Kalangan Anak Punk Kota Jakarta Timur. SKRIPSI. Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Punk yang didefinisikan oleh cultural mass sebagai budaya yang menyimpang, subkultur dipandang sebagai wadah budaya yang menyimpang tersebut untuk mengasosiasikan ulang posisi mereka untuk meraih tempat mereka sendiri dalam lingkungan melawan budaya dominan. Punk dan Anarkisme dimulai dengan semangat perlawanan, namun naasnya budaya populer yang menyerap budaya subkultur ini menyebabkan kehilangan esensi perlawanannya. Terlepas dari keberanian dan semangatnya, punk telah diintegrasikan ke dalam sistem yang sebelumnya ditentangnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Etnografi Kritis yang dilaksanakan di Kota Jakarta Timur. Penelitian ini melibatkan 15 informan, namun 5 diantaranya dijadikan studi kasus. Rentang usia informan yang dijadikan studi kasus dari umur 20 tahun sampai 26 tahun. Observasi partisipatif dan wawancara mendalam adalah dua jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kelompok punk berjuang untuk kebebasan dan menantang norma-norma yang ada, mereka tetap terperangkap dalam realitas sosial yang lebih luas, di mana ketergantungan pada pekerjaan informal dan sistem yang mereka kritik, menggambarkan keterbatasan perlawanan mereka terhadap struktur kapitalisme yang lebih besar. Secara antropologis, hal ini mengindikasikan bahwa identitas dalam subkultur, meskipun dibentuk oleh perlawanan terhadap dominasi budaya, tidak sepenuhnya bebas dari struktur sosial yang lebih besar. Subkultur punk, meskipun menawarkan ruang untuk ekspresi identitas yang lebih autentik, pada akhirnya tetap terikat oleh nilai-nilai yang didominasi oleh sistem kapitalis dan tekanan sosial yang lebih besar.
Keyword : Nilai-nilai bawah tanah, Subkultur, Cultural studies, Budaya dominan, dan SIstem Kapitalis.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Subterranean values, Subculture, Cultural studies, Dominant culture, and Capitalist system. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi Sosial |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 17 Sep 2025 01:18 |
Last Modified: | 17 Sep 2025 01:18 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/49517 |