ANALISA ALAT SKRINING MALNUTRISI (SGA, MNUTRIC SCORE, GLIM) TERHADAP LUARAN KLINIS PASIEN ICU DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE APRIL 2022 – MARET 2023 = ANALISA ALAT SKRINING MALNUTRISI (SGA, MNUTRIC SCORE, GLIM) TERHADAP LUARAN KLINIS PASIEN ICU DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE APRIL 2022 – MARET 2023

Rury Laila Saptari, Analisa Alat Skrining Malnutrisi (SGA, mNutric Score, Glim) Terhadap Luaran Klinis Pasien ICU Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode April 2022- Maret 2023. (Supervised by Nurpudji A Taslim, A Yasmin Syauki, Suryani As’ad, Agussalim Bukhari, Nur Ainun Rani) Latar Belakang : Malnutrisi biasanya terjadi antara pasien yang sakit kritis dan dikaitkan dengan peningkatan mortalitas, perawatan di rumah sakit yang lebih lama, dan tingkat komplikasi yang lebih tinggi. Beberapa alat skrining malnutrisi tersedia, termasuk Subjective Global Assessment (SGA), Global Leadership Initiative on Malnutrition (GLIM), dan Modified Nutrition Risk in Critically Ill (mNutric) Score. Tujuan : Studi ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan prediktif ketiga alat ini dalam menentukan mortalitas di antara pasien yang sakit kritis. Metode : Penelitian kohort retrospektif dilakukan di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dari April 2022 hingga Maret 2023. Pasien berusia 18 tahun ke atas diikutsertakan. Status gizi dinilai menggunakan SGA, GLIM, dan Skor mNutric. Hasil utama adalah mortalitas. Hasil : Sebanyak 1.106 pasien diikutsertakan dalam analisis. Angka kematian ICU secara keseluruhan adalah 23,1%. Skor mNutric merupakan prediktor independen signifikan terhadap kematian (OR = 6,601, 95% CI: 4,183-10,416, p < 0,001), sementara SGA maupun GLIM tidak signifikan setelah penyesuaian faktor pengganggu. Kesimpulan : Skor mNutric merupakan alat yang lebih unggul untuk memprediksi mortalitas pada pasien yang sakit kritis dibandingkan dengan SGA dan GLIM. Penggunaannya harus dipertimbangkan di ICU untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko mengalami gizi buruk dan memandu intervensi yang tepat waktu.