PROFIL DISTRIBUSI SPASIAL KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DI KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN = SPATIAL DISTRIBUTION PROFILE OF RABIES TRANSMITTING ANIMAL BITE CASES IN MAROS DISTRICT, SOUTH SULAWESI


SIBY, KEZIA KARMELI ONAZIS (2025) PROFIL DISTRIBUSI SPASIAL KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DI KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN = SPATIAL DISTRIBUTION PROFILE OF RABIES TRANSMITTING ANIMAL BITE CASES IN MAROS DISTRICT, SOUTH SULAWESI. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C031211044-Cover.jpg

Download (371kB) | Preview
[thumbnail of Bab1-2] Text (Bab1-2)
C031211044-1-2(FILEminimizer).pdf

Download (139kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C031211044-dp(FILEminimizer).pdf

Download (112kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C031211044-full(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 27 December 2027.

Download (838kB)

Abstract (Abstrak)

KEZIA KARMELI ONAZIS SIBY. PROFIL DISTRIBUSI SPASIAL KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DI KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN (Anak Agung Putu Joni Wahyuda). Latar belakang. Analisis spasial merupakan salah satu metode analisis data surveilans yang menggunakan data spasial untuk mempelajari bagaimana penyakit menyebar di suatu wilayah. Dalam konteks rabies, penyakit zoonosis yang mematikan, analisis ini membantu mengidentifikasi pola penyebaran, area risiko, dan faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap epidemi. Rabies, yang disebabkan oleh virus dan dapat menular dari hewan ke manusia, telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia, dengan 373.000 kasus gigitan hewan penular rabies dilaporkan antara 2012-2016, dan 555 kematian akibat rabies. Kabupaten Maros, yang terletak di Sulawesi Selatan, mengalami lonjakan kasus GHPR, dengan 148 kasus pada tahun 2022 dan 73 kasus hingga Mei 2023. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan tingkat kepadatan kasus gigitan hewan penular rabies melalui pemetaan distribusi spasial di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data yang di ambil dari dinas kesehatan Kabupaten Maros. Data yang di ambil berupa jumlah kasus GHPR, lokasi dan waktu kejadian. Lokasi kelurahan/desa terjadinya kasus GHPR lalu di ubah menjadi koordinat X (longitude) dan Y (latitude) menggunakan aplikasi google maps. Analisis data menggunakan pendekatan spasial. Anasilis spasial menggunakan sotfware arcGIS 10.8 dengan cara memasukkan titik kordinat-kordinat kejadian kasus GHPR dan menghasilkan peta sebaran kasus berbasis wilayah. Kemudian dengan menggunakan analisis planar kernel density menghasilkan heatmaps yang menunjukkan tingkat kepadatan kasus GHPR. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan Kecamatan dengan tingkat kepadatan kasus GHPR paling tinggi adalah Kecamatan Mandai dan Turikale. Kecamatan Marusu, Tanrlili, Moncongloe termasuk dalam kategori tinggi. Kecamatan Tompobulu, Maros Baru, Cenrana, Camba, Mallawa dan Simbang masuk dalam kategori sedang dan Kecamatan Lau, Bontoa dan Bantimurung masuk ke dalam kategori rendah. Kesimpulan. Kecamatan Mandai dan Turikale adalah Kecamatan dengan kepadatan kasus GHPR tertinggi di Kabupaten Maros.

Keyword : Gigitan Hewan Penular Rabies, Maros, Rabies, Spasial.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Animal Bites Transmitting Rabies, Maros, Rabies, Spatial.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter Hewan
Depositing User: Rasman
Date Deposited: 28 Aug 2025 04:18
Last Modified: 28 Aug 2025 04:18
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48715

Actions (login required)

View Item
View Item