Karakteristik Alterasi dan Mineralisasi Pada Area "X" dan "Y" Wilayah Eksplorasi PT. Citra Palu Mineral Daerah Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah = Alteration and Mineralization Characteristics in Areas "X" and "Y" Exploration Territory of PT. Citra Palu Minerals Poboya Region, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi Province

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah Daerah Poboya Kecamatan Mantikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dan secara geografis terletak pada koordinat 119⁰ 56’29.963”–119⁰ 57’15.104” Bujur Timur dan 0⁰ 51’ 6.956”–0⁰ 52’7.302” Lintang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik alterasi dan jenis mineralisasi, paraganesa dari mineral bijih, serta tipe endapan hidrotermal pada daerah penelitian. Metode penelitian adalah pemetaan geologi permukaan, sedangkan tahapan penelitian terbagi menjadi tahapan persiapan, tahapan analasis dan interpretasi data, dan tahapan penyusunan laporan. Hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa alterasi hidrotermal pada daerah penelitian dibedakan berdasarkan dominasi himpunan mineral menjadi 3 (tiga) zona alterasi, yaitu zona alterasi quartz + chlorite (tipe alterasi silisifikasi), zona chlorite + epidote + clay (tipe alterasi propilitik), zona clay + quartz + chlorite (tipe alterasi argilik). Jenis mineralisasi yang dijumpai pada daerah penelitian berupa mineral bijih pirit, kalkopirit, arsenopirit, sfalerit, kovelit, hematit, goetit, dan mineral oksida. Paragenesa mineral bijih pada daerah penelitian terbagi atas 4 (empat) tahapan, yaitu pada tahapan pertama diawali dengan pembentukkan mineral pirit, kalkopirit, arsenopirit, dan sfalerit. Pada tahapan kedua, pembentukan mineral pirit, kalkopirit, dan sfalerit masih berlangsung serta dimulai pembentukan mineral kovelit. Pada tahapan ketiga, mineral kalkopirit dan kovelit masih terbentuk dengan menggantikan mineral pirit. Pada tahapan keempat, proses oksidasi mulai terjadi membentuk mineral hematit, goetit, dan mineral oksida lainnya dengan menggantikan mineral-mineral yang telah terbentuk di tahapan sebelumnya. Karakteristik endapan mineral pada daerah penelitian yaitu bentuk endapan bijih berupa breksi hidrotermal (hydrothermal breccia), urat (vein), urat-urat halus (veinlets), stockwork, dan sebaran (disseminated), endapan bijih berupa Au, Ag, Cu, Zn, Pb, dan Fe, mineral bijih berupa pirit, kalkopirit, arsenopirit, sfalerit, kovelit, dan mineral oksida, mineral gangue berupa quartz dan carbonate, tekstur urat terdiri dari massive crystallin, pertumbuhan primer berupa massive chalcedony, banded chalcedony, saccharoidal, crustiform, rekristalisasi yaitu moss, dan penggantian yaitu lattice bladed, serta tekstur khusus mineral bijih berupa open space filling, intergrowth, granular, dan replacement. Berdasarkan karakteristik tersebut maka endapan mineral pada daerah penelitian dapat dimasukkan sebagai tipe endapan epitermal sulfidasi rendah (epithermal low sulphidation).

Keyword : Poboya, Palu, Emas, Alterasi, Mineralisasi, Mineral Bijih, Endapan Epitermal, Sulfidasi Rendah