EFEK FUKOIDAN DARI ALGA COKELAT TERHADAP FASE INFLAMASI, PROLIFERASI, DAN MATURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA TIKUS MODEL PERLAKUAN AKUT TERINFEKSI STAPHYLOCOCCUS AUREUS = Effects of Fucoidan from Brown Algae on Inflammatory Phase, Proliferation, and Maturation of Wound Healing in Acute Treatment Model Mouse Infected with Staphylococcus aureus.

Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar yang berperan penting sebagai pelindung utama terhadap infeksi, termasuk luka abses akibat kontaminasi Staphylococcus aureus. Penggunaan antibiotik memang efektif, tetapi dapat memicu resistensi. Oleh karena itu, diperlukan alternatif terapi yang aman dan efektif, salah satunya adalah Fukoidan, senyawa alami dari alga cokelat yang dikenal memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menganalisis karakteristik Fukoidan dari Sargassum polycystum serta mengevaluasi aktivitas penyembuhan luka oleh Fukoidan tersebut terhadap tikus yang terinfeksi Staphylococcus aureus. Metode: Isolasi Fukoidan dilakukan melalui ekstraksi etanol-air panas dan presipitasi CaCl₂–etanol. Karakterisasi dilakukan dengan analisis FT-IR dan spektrofotometri UV-Vis. Uji toksisitas dilakukan secara in vitro melalui uji hemolitik pada eritrosit tikus Wistar. Uji in vivo dilakukan pada tikus yang diinduksi luka berdiameter 6 mm, diikuti infeksi Staphylococcus aureus (0,1 mL, 10⁷ CFU/mL). Parameter yang dievaluasi meliputi diameter penyembuhan luka, jumlah koloni bakteri, serta analisis histopatologi pada fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi untuk menilai efikasi Fukoidan dibandingkan dengan kontrol positif (Nisagon®) dan kontrol negatif (Vaselin). Hasil: Hasil analisis FTIR Fukoidan yang diisolasi menunjukkan struktur khas yang serupa dengan fukoidan baku, meliputi gugus hidroksil (–OH), karbonil (C=O), dan sulfat (S=O). Kadar fukoidan rata-rata sebesar 60,58 ± 5,8%, dengan nilai R² = 0,9989 pada kurva standar UV-Vis, menunjukkan validitas kuantifikasi. Uji hemolitik menunjukkan bahwa Fukoidan tidak menyebabkan hemolisis pada sel darah merah, menandakan keamanannya. Secara in vivo, Fukoidan 2,4% secara signifikan menurunkan jumlah Staphylococcus aureus dan mempercepat penyembuhan luka dalam waktu 9 hari. Histopatologi menunjukkan peningkatan fibroblast dan granulasi pada fase proliferasi serta re-epitelisasi lebih cepat dan kolagen lebih tebal pada fase maturasi dibanding vaselin (p<0,05). Kesimpulan: Isolat Fukoidan dari Sargassum polycystum menunjukkan kemiripan struktur kimia dengan fukoidan baku, memiliki konsentrasi yang tinggi, dan tidak bersifat toksik. Pengujian in vivo menunjukkan bahwa Fukoidan secara signifikan mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi Staphylococcus aureus. Hasil ini menegaskan potensi fukoidan sebagai agen terapeutik yang efektif dan aman untuk pengobatan luka infeksi.

Keyword : Alga Cokelat; Fukoidan; Penyembuhan Luka; Inflamasi; Staphylococcus aureus.