Mukmin, Ahmad Ulil Albab (2023) PERBANDINGAN EFEK ANTINOSISEPTIF ISOFLURANE DAN SEVOFLURANE BERDASARKAN REFLEKS DILATASI PUPIL DAN KADAR NOREPINEFRIN DENGAN MENGGUNAKAN KONSENTRASI MINIMUM ALVEOLAR 1.0. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of cover]](/47799/1.hassmallThumbnailVersion/C135181003_tesis_22-02-2024%20Cover1.jpg)

C135181003_tesis_22-02-2024 Cover1.jpg
Download (393kB) | Preview
![[thumbnail of bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C135181003_tesis_22-02-2024 bab1-2.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
C135181003_tesis_22-02-2024 Dapus.pdf
Download (338kB)
![[thumbnail of fulltext]](/style/images/fileicons/text.png)
C135181003_tesis_22-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 8 September 2026.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan anestesi umum adalah dalam melakukan penilaian nyeri pada pasien yang tidak sadar. Refleks dilatasi pupil merupakan penilaian stimulasi berbahaya dan efek analgesik di bawah anestesi inhalasi. Diameter pupil juga dinyatakan sebagai ukuran kadar norepinefrin. Belum ada penelitian yang mengkaji perbandingan efek antinosiseptif antara isoflurane dan sevoflurane yang diukur dengan refleks dilatasi pupil dan kadar norepinefrin di bawah konsentrasi minimum alveolar yang ekuivalen.
Tujuan: Mengetahui perbandingan efek antinosiseptif isoflurane dan sevoflurane berdasarkan refleks dilatasi pupil dan kadar norepinefrin dengan menggunakan konsentrasi minimum alveolar 1.0.
Subjek dan Metode: Desain penelitian adalah uji klinis acak tersamar tunggal. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang menjalani pembedahan dengan anestesi umum dengan menggunakan LMA. Sampel dibagi menjadi dua kelompok secara acak yaitu kelompok I (isoflurane) dan kelompok II (sevoflurane). Dilakukan preoksigenasi dengan menggunakan 1,0 MAC. Setelah target skor bispectral index (BIS) 40-65 tercapai, dilakukan insersi Laryngeal Mask Airway (LMA). Setelah tercapai MAC 1,0, dilakukan dilakukan pengambilan sampel darah pertama untuk pemeriksaan kadar norepinefrin. Dilakukan pupilometri dan stimulasi tetanik, dicatat skor PPI yang didapatkan, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah kedua untuk pemeriksaan kadar norepinefrin.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada perbandingan skor PPI antara kelompok isoflurane dan sevofluran. Kadar norepinefrin setelah stimulasi lebih tinggi secara signifikan pada kelompok sevofluran.
Simpulan: Efek antinosiseptif isoflurane setara dengan sevoflurane berdasarkan refleks dilatasi pupil. Efek antinosiseptif sevoflurane lebih baik dibandingkan isoflurane berdasarkan kadar norepinefrin. Isoflurane mungkin memiliki mekanisme antinosiseptif lain selain jalur norepinefrin.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | isoflurane; norepinefrin; refleks dilatasi pupil; sevoflurane |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Anestesiologi |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 24 Jul 2025 01:59 |
Last Modified: | 24 Jul 2025 01:59 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/47799 |